Liputan6.com, Washington DC - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menuduh China telah mencoba melemahkan Presiden Donald Trump.
Hal itu, menurutnya, merupakan buntut kekesalan Beijing terhadap retorika baru Washington yang keras terhadap isu perdagangan, ekonomi, dan kebijakan luar negeri kedua negara.
Dalam pidatonya di Institut Hudson, AS, pada hari Kamis, Wapres Pence mengatakan China menggunakan kekuatannya secara ebih proaktif, an terkesan memaksa campur tangan dalam kebijakan domestik dan politik Washington.
Advertisement
"China menginginkan presiden Amerika yang berbeda," kata Pence, sebagaiamana dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (4/10/2018).
Baca Juga
Pidato tersebut dibacakan seminggu setelah Trump menuduh China --selama pertemuan Dewan Keamanan PBB-- ikut campur dalam pemilu AS, guna bantu memenangkan saingan Demokratnya.
"Mereka tidak ingin saya, atau kami, karena Trump adalah presiden pertama yang pernah menantang Tiongkok dalam perdagangan," ujar Pence.
Sebagai bukti, masih menurut Pence, Trump kemudian merujuk pada iklan yang disiarkan di harian The Des Moines Register, oleh entitas yang berafiliasi dengan pemerintah China.
Pence juga menyebut bahwa China menargetkan "industri dan negara yang akan memainkan peran penting dalam pemilu paruh waktu 2018", karena hal itu dinilai berkepentingan untuk memengaruhi kebijakan proteksi perdagangan Trump di Negeri Tirai Bambu.
"Dengan satu perkiraan, lebih dari 80 persen distrik AS yang ditargetkan oleh China memilih Presiden Trump pada tahun 2016; sekarang negara itu ingin mengubah pemilih untuk melawan pemerintahan kami," kata Pence.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
AS Terus Serang China
Sebagian besar ucapan Pence dimaksudkan untuk memberi tahu publik tentang dugaan kuat pemerintah terhadap kampanye pengaruh China, yang berpotensi merusak transparansi pemilu paruh waktu mendatang.
Sejak Trump menjabat presiden AS tahun lalu, pemerintahannya telah meningkatkan tekanan terhadap China, di mana yang terakhir berupa pemberlakuan beberapa putaran tarif perdagangan ekonomi, untuk ratusan miliar barang.
Dan strategi keamanan nasional pertama Trump yang dirilis tahun lalu memberi label China sebagai "kekuatan revisionis", selain Rusia.
Di waktu bersamaan, Wapres Pence menuduh Partai Komunis China meyakinkan tiga negara Amerika Latin, untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan terkait klaim de jure Beijing atas pemerintah Taipei.
Pence juga memperingatkan pelaku bisnis AS agar waspada terhadap upaya China dalam meningkatkan akses ke pasar mereka, terutama untuk mengubah perilaku perusahaan sesuai dengan keinginan mereka.
Advertisement