Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump mengatakan, putrinya, Ivanka Trump, akan menjadi sosok yang "luar biasa" jika menggantikan posisi Nikki Haley sebagai duta besar Amerika Serikat untuk PBB. Kendati demikian, sang presiden tahun bahwa bila hal ini terwujud, maka ia akan tersandung kasus nepotisme.
"Sangat menyenangkan, semua orang ingin Ivanka Trump menjadi Duta Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru," katanya di Twitter.
So nice, everyone wants Ivanka Trump to be the new United Nations Ambassador. She would be incredible, but I can already hear the chants of Nepotism! We have great people that want the job.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 12, 2018
"Dia (Ivanka) akan jadi luar biasa, tetapi saya sudah bisa mendengar seruan Nepotisme! Kami masih memiliki orang-orang hebat yang menginginkan pekerjaan itu," lanjutnya, seperti dikutip dari The Independent, Sabtu (13/10/2018).
Advertisement
Komentar Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam itu muncul di tengah spekulasi bahwa dirinya ingin menunjuk Ivanka Trump untuk mengisi kekosongan kursi dubes AS untuk PBB, setelah Haley mengundurkan diri pada Selasa, 9 Oktober.Â
Menanggapi praduga maasyarakat internasional, Ivanka pun mengunggah status di Twitter yang menyatakan bahwa ayahnya akan mencarikan orang yang tangguh untuk menggantikan Duta Besar Haley, tetapi itu akan dirinya.
It is an honor to serve in the White House alongside so many great colleagues and I know that the President will nominate a formidable replacement for Ambassador Haley. That replacement will not be me.
— Ivanka Trump (@IvankaTrump) October 9, 2018
Sementara itu, presiden menegaskan, ia telah mempertimbangkan "banyak orang" untuk mengisi kekosongan posisi tersebut. Banyak pihak berspekulasi bahwa calon terkuatnya adalah mantan penasihat keamanan nasional Dina Powell.
Donald Trump juga menyampaikan, ia mengharapkan orang yang bisa melayani pemerintahannya sampai akhir tahun masa kepemimpinannya. Sesegera mungkin, ia akan mengumumkan pengganti Haley dalam dua hingga tiga minggu ke depan.
Meski perkiraan publik tentang Ivanka Trump sepertinya akan meleset.
Nikki Haley dianggap sebagai pribadi yang gigih dalam membela Amerika Serikat dan segala kebijakan Donald Trump di PBB. Pantas saja kalau dia mendapatkan perhatian khusus dari presiden dan diistimewakan oleh Trump.
Haley, yang merupakan mantan gubernur Carolina Selatan, dikenal karena retorika garis kerasnya ketika menyinggung soal Rusia dan perasaan cemasnya terhadap perlakuan badan dunia tersebut kepada Israel.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kabar Mundurnya Sang Dubes Tangguh
Sebelumnya, situs berita dan informasi Axios, yang mengutip dua orang yang mengetahui langsung informasi terkait pengunduran diri Nikki Haley, mengatakan bahwa Donald Trump telah menerima pengunduran diri Haley pada Selasa, 9 Oktober 2018.
CNN dan The New York Times juga melaporkan pengunduran diri Haley tersebut. NBC News melaporkan, Haley mengungkapkan rencana pengunduran diri kepada para stafnya juga pada hari Selasa waktu setempat.
Ia dikabarkan sudah mendiskusikan pengunduran dirinya itu dengan Trump pekan lalu di Gedung Putih.
Haley sebelumnya dikenal sebagai pengecam keras Trump. Ketika ia ditunjuk sebagai utusan Amerika Serikat untuk badan dunia itu setelah keterpilihan Trump pada November 2016, penunjukkannya dipandang banyak pihak sebagai isyarat perdamaian.
Haley, seorang pentolan Partai Republik, bergabung dengan pemerintahan Trump pada 2017, hanya empat hari setelah Trump mulai menjabat sebagai presiden.
Putri imigran asal India ini mendukung perdagangan bebas dan perdagangan dunia. Ia menjadi sorotan internasional karena berbicara menentang bendera Konfiderasi setelah terjadinya pembantaian tahun 2015 di sebuah gereja masyarakat kulit hitam di Charleston.
Pada masa kampanye kepresidenan Trump, Haley sempat mengecam sikap blak-blakan Trump dan memperingatkan dampaknya bagi diplomasi Amerika. Ia bahkan mengisyaratkan bahwa kecencerungan Trump untuk mengecam para pengeritiknya bisa memicu perang dingin.
Advertisement