Sukses

Badai Michael Beralih Menuju Samudra Atlantik, Pemerintah AS Mulai Berbenah

Meski Badai Michael telah bergeser, namun pemerintah setempat masih terus siaga.

Liputan6.com, California - Warga dan petugas penyelamat di Florida, Amerika Serikat serta sejumlah negara bagian di Amerika Tenggara, terus melakukan pemulihan akibat kehancuran yang ditimbulkan Badai Michael. Sisa-sisa angin topan dikabarkan telah beralih menuju Samudra Atlantik.

Sebelum menuju laut, Badai Michael menewaskan sedikitnya 11 orang setelah mencapai daratan pada hari Rabu, 10 Oktober.

Badai ini masuk dalam Kategori 4 di kawasan Panhandle, Florida, dan bertiup ke utara melalui Georgia, South dan North Carolina, serta Virginia sebagai badai tropis.

Petugas darurat telah menjelajahi berbagai wilayah, di mana seluruh rumah dan bangunan rata dengan tanah, untuk mencari para penyitas. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (14/10/2018).

"Saya perkirakan jumlah korban tewas akan diketahui hari ini," kata Administrator Badan Manajemen Darurat Federal, Brock Long, kepada CNN. "Semoga tidak meningkat dramatis, tetapi kemungkinan demikian."

Para pejabat di Florida, Georgia dan North Carolina, yang masih belum pulih dari terjangan Badai Florence, menyatakan sebelumnya bahwa Badai Michael menewaskan sedikitnya enam orang.

Tetapi jumlah korban tewas disebut telah mencapai 11 orang, sewaktu Departemen Manajemen Darurat Virginia menyatakan lima orang tewas di negara bagian itu, termasuk 4 orang yang tenggelam dan seorang petugas pemadam kebakaran yang merespons permintaan bantuan.

Badai Michael, yang telah diturunkan menjadi kategori pascasiklon tropis, adalah yang tercatat paling kuat yang menerjang kawasan Panhandle dan ke-3 terkuat yang menerjang daratan Amerika.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kerugian Akibat Badai Michael Diperkirakan Mencapai Rp 121 Triliun

Sementara itu, sebuah perusahaan asuransi terkemuka di Amerika Utara memperkirakan bahwa badai Michael picu total kerugian hingga US$ 8 miliar, atau setara Rp 121 triliun (kurs Rp 15.181 per dolar AS).

Karen Clark & ​​Company (KCC) yang berbasis di Boston merilis perkiraan tersebut pada Kamis, 11 Oktober 2018. Seluruh total kerugian yang dihitung merupakan kumpulan nilai objek asuransi, seperti perumahan, bangunan komersial, dan otmotif.

Dikutip dari TIME, Jumat 12/ Oktober 2018, nilai itu juga dihitung dari skema kerugian yang dicakup oleh Program Asuransi Banjir Nasional.

KCC memperkirakan bahwa hampir separuh kerugian yang diasuransikan pada terjangan badaiMichael, terjadi di Teluk Florida, termasuk di sebagian pesisir negara bagian Alabama.

Khusus untuk kerusakan total pada benda berasuransi akibat gelombang badai di pesisir, KCC memperkirakan nilainya setinggi US$ 3,7 miliar, atau setara Rp 56 triliun.

Badai Michael mendarat dengan kecepatan angin 249 kilometer per jam, masuk dalam kategori 4, mendekati batas topan paling dahsyat.

Pendaratan badai Michael dilaporkan terjadi pada Rabu sore di wilayah barat laut Florida dan sebagian pesisir tenggara negara bagian Alabama.

Badai itu meninggalkan jejak kehancuran di sepanjang wilayah utara Pantai Barat Florida, melewati sebagian negara bagian Alabama, dan terus melaju ke Georgia ketika kekuatannya melemah menjadi kategori 3.