Liputan6.com, Rustaq - Setidaknya 22 orang tewas dan 36 terluka dalam serangan terhadap kampanye pemilu calon anggota Parlemen Nasional Afghanistan di Distrik Rustaq, Provinsi Takhar pada Sabtu 13 Oktober 2018 siang waktu setempat --kata Jawad Hejri, juru bicara untuk Gubernur Takhar.
Pejabat di provinsi Takhar mengatakan, kebanyakan korban adalah warga sipil, kecuali dua petugas polisi dan satu orang dari badan intelijen Afghanistan (NDS), demikian seperti dikutip dari Deutsche-Welle (DW), Minggu (14/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Pelaku menyerang menggunakan bom yang diikat ke sebuah sepeda motor, yang kemudian ditabrakkan ke arah kerumunan orang.
Kendaraan itu meledak sekitar siang hari waktu setempat, ketika Nazefa Yusoufi Beg, seorang kandidat perempuan yang mencalonkan diri untuk duduk di parlemen nasional, sedang mempersiapkan pidato di hadapan para pendukungnya. Dia selamat dari serangan itu, menurut seorang pejabat setempat.
Seperti dikutip dari VOA, lebih dari 400 perempuan berkampanye menjelang pemilu Parlemen Nasional Afghanistan yang dijadwalkan pada 20 Oktober mendatang. Lebih dari 2.500 kandidat --417 di antaranya adalah perempuan-- bersaing memperebutkan 249 kursi. Sebanyak 68 kursi parlemen khusus diperuntukkan bagi perempuan.
Sejauh ini tidak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.
Tetapi Taliban menyebut pemilu Oktober 2018 mendatang sebagai kontestasi "palsu dan sebuah konspirasi untuk menipu rakyat dan untuk kepentingan jahat pihak asing" serta meminta simpatisan Taliban agar mengganggu prosesnya.
Â
Simak video pilihan berikut:
Kekerasan Menjelang Pemilu Afghanistan
Setidaknya sembilan kandidat yang hendak berpartisipasi pada Pemilu Oktober 2018, tewas dalam serangan di seluruh negeri dan dua telah diculik dengan nasib mereka yang tidak diketahui, menurut komisi pemilihan Afghanistan.
Sementara itu, ratusan warga sipil terbunuh atau terluka, dalam serangan yang berkaitan dengan pelaksanaan kampanye Pemilu Oktober 2018.
Awal pekan ini, kandidat bernama Saleh Mohammad Achekzei meninggal ketika seorang pembom bunuh diri menargetkan rumahnya di provinsi Helmand, dengan tujuh orang lainnya juga kehilangan nyawa mereka.
Baik Taliban dan ISIS di Afghanistan diperkirakan akan meningkatkan serangan mereka menjelang pemungutan suara.
Ketika pasukan Afghanistan berjuang untuk menjamin stabilitas dan keamanan, Amerika Serikat tengah mengupayakan pembicaraan damai dengan para pemimpin pemberontakan Taliban.
Pada hari Sabtu 13 Oktober, Taliban mengonfirmasi delegasi mereka bertemu utusan AS Zalmay Khalilzad di Qatar untuk membahas "cara-cara untuk menemukan akhir yang damai terhadap pendudukan Afghanistan," demikian seperti dikutip dari DW.
Advertisement