Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus menganugerahi tujuh orang sebagai orang suci baru dalam upacara kanonisasi di Vatikan. Orang-orang kudus yang baru itu termasuk dua tokoh penting Gereja yang secara kuat mendukung orang miskin, yaitu Paus Paulus VI dan Uskup Agung Salvador, Romero.
Seperti diberitakan VOA Indonesia yang dikutip Senin (15/10/2018), di depan puluhan ribu jemaat di halaman Saint Peter, Paus Fransiskus mengangkat tujuh orang menjadi orang suci, termasuk Paus Paulus VI dan Uskup Agung dari Salvador yang dibunuh, Romero. Keduanya merupakan tokoh gereja yang kontroversial semasa hidup mereka.
Baca Juga
Permadani besar dengan gambar tujuh orang ahli kudus baru itu dipajang di Basilika Santo Petrus, sebagaimana lazimnya pada upacara kanonisasi.
Advertisement
Lima orang kudus baru lainnya yang dipilih Paus Fransiskus adalah sosok yang kurang dikenal. Mereka berasal dari Italia, Jerman dan Spanyol, termasuk seorang yatim piatu Italia yang meninggal karena kanker tulang ketika berusia 19 tahun.
Presiden El-Salvador, Salvador Sanchez Ceren, Presiden Chili Sebastian Pinera dan Ratu Sofia dari Spanyol menghadiri upacara tersebut.
Paus Paulus VI adalah paus ketiga yang dinyatakan sebagai orang suci oleh Fransiskus sejak ia dipilih pada 2013. Terkenal karena memimpin sesi-sesi terakhir Konsili Vatikan II, pertemuan-pertemuan gereja pada 1960-an yang mereformasi Gereja Katolik dan membukanya ke dunia.
Saksikan juga video berikut ini:
Sosok Pendobrak Norma
Paus Fransiskus mengatakan, Paulus VI seperti rasul yang membaktikan hidupnya untuk Injil Kristus, mendobrak norma-norma yang lama dan menjadi saksi dalam proklamasi dan dialog, seorang rasul gereja yang membuka wawasan gereja dan memperhatikan mereka yang terkucilkan dan miskin.
Untuk menunjukkan pentingnya Romero dan Paulus, Paus Fransiskus mengenakan tali sabuk bernoda darah yang dipakai Romero ketika ia dibunuh pada 1980.
Paus juga memakai tongkat, jubah, dan cawan yang digunakan Paus Paulus.
Kedua tokoh itu sangat memengaruhi Fransiskus dan dia memuji mereka karena keberanian mereka pada masa-masa sulit dan pengabdian mereka bagi keadilan sosial dan orang miskin.
Romero dibunuh di San Salvador oleh satuan pasukan sayap kanan. Dalam homilinya, Romero sering mengutuk kekerasan, penindasan, dan kemiskinan. Ia menjadi ikon bagi petani Amerika Latin.
Paus Fransiskus dalam homilinya memuji Romero karena " tidak mempedulikan keselamatan dirinya sendiri dan dekat dengan orang miskin dan umatnya".
Advertisement