Sukses

Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan 60 Anggota Militan Al-Shabab

Sebanyak 60 orang anggota militan al-Shabab dilaporkan tewas oleh serangan udara AS di Somalia.

Liputan6.com, Harardere - Militer Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa sekitar 60 orang gerilyawan al-Shabab telah tewas dalam serangan udara yang dilakukan pada Jumat 12 Oktober, di wilayah tengah Somalia.

"Serangan presisi" yang terjadi di pinggiran kota Harardere itu diklaim tidak melukai dan membunuh warga sipil, tambah pihak AS dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari BBC pada Rabu (17/10/2018), AS mengatakan serangan itu dilakukan sebagai bagian dari upaya bersama dengan pasukan Somalia, untuk memukul mundur kelompok al-Shabab.

Ini adalah serangan udara paling mematikan sejak November 2017 ketika 100 militan tewas, tambah pernyataan itu.

Kelompok al-Shabab, yang terkait dengan Al Qaeda, belum memberi tanggapan terkait serangan tersebut.

"Bersamaan mitra Somalia dan internasional, kami berkomitmen untuk mencegah al-Shabab mengambil keuntungan dengan mendapat tempat berlindung yang aman, di mana mereka dapat membangun kapasitas dan menyerang rakyat Somalia," kata Komando AS untuk Afrika.

Militer AS telah melakukan lebih dari dua lusin serangan udara, termasuk serangan pesawat tak berawak, di Somalia tahun ini, kantor berita Associated Press melaporkan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Konflik Bergejolak Sejak Lama

Presiden AS Donald Trump memperluas operasi militer terhadap al-Shabab pada Maret 2017.

Sebelumnya, para presiden AS terus menghindari campur tangan di Somalia sejak 18 tentara pasukan khusus tewas, saat memerangi milisi di ibukota Mogadishu pada tahun 1993.

Kisah di balik insiden tersebut telah diangkat ke layar lebar dalam sebuah film berjudul Black Hawk Down.

Kelompok al-Shabab dipaksa keluar dari Mogadishu pada Agustus 2011, menyusul serangan yang dipelopori oleh pasukan Uni Afrika (AU).

Meski begitu, al-Shabab masih memiliki kehadiran yang kuat di wilayah sekitar ibu kota.

Kota pelabuhan Harardere diketahui sempat dikuasai oleh al-Shabab pada medio 2009-2011, di mana bersamaan dengan meningkatnya aksi pembajakan di lepas pesisir Somalia.