Sukses

Beri Persembahan ke Kuil Yasukuni, PM Jepang Dikecam

Perdana Menteri Jepang kembali menuai kontroversi dengan mengunjungi Kuil Yasukuni yang kontroversial.

Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dikabarkan mengunjungi Kuil Yasukini yang kontroversial pada hari Rabu ini, untuk melakukan penghormatan kepada para tentaranya yang gugur saat Perang Dunia II.

Kunjungan tersebut kembali memicu kecaman luas dari negara-negara tetangga yang pernah dijajah oleh Pasukan Negeri Matahari Terbit, termasuk China dan Korea Selatan.

Dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (17/10/2018), PM Abe belum pernah mengunjungi Kuil Yasukuni secara pribadi sejak Desember 2013, kala itu kedatangannya memicu penurunan kualitas hubungan dengan China.

Namun, kini ia mengirim pohon masakaki yang sakral atas nama pribadi pada pembukaan festival empat hari di Kuil Yasukuni.

Tidak ada laporan tentang anggota kabinet PM Abe yang mengunjungi kuil tersebut, meskipun beberapa politikus senior juga mengirim persembahan.

Kuil Yasukuni dibangun untuk menghormati 2,5 juta orang tentara Jepang yang gugur selama masa perang, termasuk di antaranya beberapa penjahat perang yang bertanggung jawab atas kekejaman Kolonialisme Cahaya Asia.

Baru-baru ini, Kuil Yasukuni menjadi berita utama di Jepang dan internasional, setelah imam utamanya berniat mengundurkan diri atas bocornya "bahasa yang sangat tidak pantas", terkait kritik kepada Kaisar Jepang.

Dalam edisi terbaru, majalah mingguan Shukan Post mengutip imam kepala Kunio Kohori (68), mengatakan pada pertemuan tertutup di bulan Juni, bahwa "kaisar sedang berusaha menghancurkan Kuil Yasukuni".

"Semakin kaisar melanjutkan tradisi peringatan perang di Yasukuni, semakin turun nilai kuil di mata masyarakat, sebut bocoran itu menambahkan.

 

Simak video pilihan berikut; 

 

2 dari 2 halaman

Kaisar Akihito Berbeda Sikap dengan Pendahulunya

Di lain pihak, Kaisar Akihito dikabarkan tidak pernah mengunjungi Kuil Yasukuni sejak penobatannya pada tahun 1989.

Sementara ayahnya, Hirohito, tidak pernah lagi menginjakkan kaki ke kuil tersebut sejak beberapa penjahat perang, diabdikan di sana pada pertengahan 1970-an.

Akihito, yang akan turun tahta pada tahun depan, mengisyaratkan pandangan pasifis selama masa pemerintahannya, yang sangat bertentangan dengan ekspansi agresif yang dilakukan Jepang di bawah pemerintahan ayahnya.

Meskipun ia tidak memiliki kekuatan politik, kaisar telah mengganggu sayap kanan Jepang dengan mengakui bahwa negaranya menimbulkan "penderitaan hebat" di China, dan mengekspresikan penyesalan atas pemerintahan brutal negaranya di Semenanjung Korea.