Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk menutup perbatasannya dengan Meksiko.
Peringatan itu disampaikan melalui serangkaian twit pada Kamis, terkait tanggapan terkini terhadap lebih dari 3.000 orang imigran dari El Salvador, Honduras, dan Guatemala yang tengah berjalan menuju Amerika Serikat.
Dikutip dari BBC pada Jumat (19/10/2018), ribuan imigram itu disebut dengan istilah Karavan, karena pergi bergerombol dengan menumpang kendaraan umum dan berjalan kaki.
Advertisement
Donald Trump juga telah mengancam untuk memotong semua dana bantuan ke tiga negara yang disebut di atas, karena dinilai tidak bisa membendung terbentuknya gerombolan imigran ilegal.
Baca Juga
"Selain menghentikan semua bantuan ke negara-negara ini, yang tampaknya hampir tidak memiliki kendali atas populasi mereka, saya harus, dalam hal terkuat, meminta Meksiko untuk menghentikan serangan gencar ini. Dan jika tidak dapat melakukannya, saya akan memanggil militer, TUTUP PERBATASAN SELATAN KAMI," tulis Trump dalam kicauannya di Twitter.
Trump sebelumnya mengancam akan memotong bantuan ke Honduras.
Washington diketahui telah mengirim lebih dari US$ 175 juta (setara Rp 2,6 triliun, dengan kurs Rp 15.200 per 1 dolar AS) ke Honduras pada tahun 2016 dan 2017, menurut Badan Pembangunan Internasional AS.
Di sisi lain, mereka yang tergabung dalam Karavan beralasan pergi ke AS untuk melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di negara asalnya.
Ancaman presiden juga datang hanya beberapa minggu sebelum pemilihan sela pada 6 November.
Beberapa pengamat menilai, komentar Donald Trump baru-baru ini mungkin upaya untuk meningkatkan dukungan di antara basisnya, yang menghendaki penindakan tegas terhadap arus imigran ke negara itu.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Perbatasan AS-Meksiko Kian Memanas
Karavan imigran saat ini berjalan melewati Guatemala, di mana kebanyakan dari mereka memilih berjalan kaki. Beberapa kelompok paling cepat sudah tiba di perbatasan selatan Meksiko pada hari Kamis.
Perjalanan mereka dimulai di Kota San Pedro Sula, Honduras, pada tanggal 12 Oktober lalu.
Sebagian besar imigran membawa beberapa barang, mengambil apa yang dapat mereka bawa di tas ransel, saat mereka pergi dengan perjalanan hampir 4.500 kilometer dari Honduras ke perbatasan AS.
Sementara itu, setiap harinya, ribuan orang dan barang-barang masuk secara legal via perbatasan AS-Meksiko.
Sebelumnya, pemerintah Trump sendiri sudah mengirim pasukan garda nasional ke perbatasan Meksiko.
Namun, banyak pengamat mengaku tidak paham apa maksud "menutup penuh perbatasan", dan apakah itu akan mempengaruhi bisnis atau perjalanan publik dengan visa yang sah.
Dan menurut hukum internasional, AS tidak dapat mendeportasi pencari suaka tanpa terlebih dahulu menentukan keabsahan klaim mereka.
Di bawah tekanan dari AS untuk menghentikan para migran, Meksiko telah mengirim polisi federal ke perbatasan, meskipun mereka tidak secara resmi di sana untuk menghentikan Karavan.
Pejabat Meksiko mengatakan pada Rabu 17 Oktober, bahwa mereka yang tidak memiliki surat-surat harus mengajukan permohonan status pengungsi, atau kembali ke negara asal.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan berada di Meksiko Jumat ini, dan laporan media setempat menyebut ia akan membahas rencana untuk menghentikan arus Karavan.
Advertisement