Liputan6.com, Paris: Bendera Palestina untuk pertama kalinya berkibar di kantor pusat UNESCO di Paris melalui sebuah upacara, Selasa (13/12), menandai masuknya Palestina sebagai anggota UNESCO. Upacara pengibaran bendera dengan iringan lagu kebangsaan Palstina itu disaksikan langsung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
UNESCO menegaskan bahwa upacara pengibaran bendera selalu dilakukan untuk anggota baru. Palestina diterima sebagai anggota UNESCO pada bulan Oktober 2011, walau mendapat penentangan dari Amerika Serikat dan Israel. Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mengatakan keanggotaan Palestina seharusnya dilihat sebagai sumbangan bagi perdamaian di kawasan.
"Perdamaian mendapatkan peluang dan kita harus mengambilnya. Inilah yang dikatakan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dalam pidato terakhirnya 4 November 1995. "Oleh karena itu izinkanlah saya mengungkapkan harapan bahwa keanggotaan Palestina di UNESCO sebagai sebuah kesempatan, kesempatan untuk memperlihatkan perdamaian dan keamanan juga dibangun di sekolah, melalui kebudayaan, dan pendidikan," ujarnya.
Pelestina diterima sebagai anggota UNESCO yang ke-195 lewat pemungutan suara pada akhir Oktober dengan suara 107 mendukung dan 14 menentang di Majelis Umum UNESCO. Keputusan itu ditentang Amerika Serikat karena berpendapat Palestina harus mencapai kesepakatan damai dengan Israel sebelum diterima sebagai anggota organisasi internasional.
Presiden Barack Obama juga sudah mengungkapan kekecewaannya secara terbuka kepada Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, yang mendukung pencalonan Palestina bergabung dengan UNESCO. Pemerintah Washington kemudian membekukan sumbangannya kepada badan urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB itu, sehingga UNESCO menghadapi kekurangan dana US$ 65 juta pada tahun ini dan US$ 143 untuk periode 2012-2013.(BBC/ADO)
UNESCO menegaskan bahwa upacara pengibaran bendera selalu dilakukan untuk anggota baru. Palestina diterima sebagai anggota UNESCO pada bulan Oktober 2011, walau mendapat penentangan dari Amerika Serikat dan Israel. Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mengatakan keanggotaan Palestina seharusnya dilihat sebagai sumbangan bagi perdamaian di kawasan.
"Perdamaian mendapatkan peluang dan kita harus mengambilnya. Inilah yang dikatakan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dalam pidato terakhirnya 4 November 1995. "Oleh karena itu izinkanlah saya mengungkapkan harapan bahwa keanggotaan Palestina di UNESCO sebagai sebuah kesempatan, kesempatan untuk memperlihatkan perdamaian dan keamanan juga dibangun di sekolah, melalui kebudayaan, dan pendidikan," ujarnya.
Pelestina diterima sebagai anggota UNESCO yang ke-195 lewat pemungutan suara pada akhir Oktober dengan suara 107 mendukung dan 14 menentang di Majelis Umum UNESCO. Keputusan itu ditentang Amerika Serikat karena berpendapat Palestina harus mencapai kesepakatan damai dengan Israel sebelum diterima sebagai anggota organisasi internasional.
Presiden Barack Obama juga sudah mengungkapan kekecewaannya secara terbuka kepada Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, yang mendukung pencalonan Palestina bergabung dengan UNESCO. Pemerintah Washington kemudian membekukan sumbangannya kepada badan urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB itu, sehingga UNESCO menghadapi kekurangan dana US$ 65 juta pada tahun ini dan US$ 143 untuk periode 2012-2013.(BBC/ADO)