Sukses

Jual Bayi Singa Rp 174 Juta, Pria Ini Digerebek Polisi

Bayi singa betina itu ditemukan di sebuah tempat tidur anak dalam apartemen di Paris, Prancis.

Liputan6.com, Paris - Seorang pria berusia 30 tahun ditangkap gara-gara pihak berwenang menemukan anak singa di apartemen tempat tinggalnya yang digerebek di pinggiran Paris, Prancis.

Saat digerebek, ia ditemukan tengah bersembunyi di lemari di rumah tetangganya pada Selasa 23 Oktober 2018 waktu setempat. Sementara bayi singa itu ditemukan di sebuah tempat tidur anak.

Hewan tersebut dalam keadaan sehat dan telah diserahkan kepada otoritas satwa liar.

Menurut media Prancis, seperti dikutip dari BBC, Rabu (24/10/2018), polisi diberitahu saksi setelah tersangka mencoba menjual bayi singa betina berusia enam minggu seharga 10.000 euro atau sekitar Rp 174 juta.

Le Parisien memberitakan tersangka akhirnya mengaku melakukan pencurian hewan itu.

Ini bukan pertama kalinya polisi menemukan kucing besar dipelihara secara ilegal.

Pada tahun 2017, polisi menemukan seekor anak singa yang kurus kering di sebuah flat kosong di Paris, dipelihara oleh seorang pria yang mengambil foto narsis dengannya.

Kisah itu mencapai akhir yang bahagia pada bulan Agustus, setelah anak singa itu dipelihara oleh tempat perawatan hewan di Afrika Selatan.

Sementara itu awal bulan ini, seorang pelari di Belanda menemukan seekor anak singa terlantar di dalam sangkar di ladang. Ia kemudian melaporkannya ke pihak berwenang.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kebun Binatang di Palestina Jual 3 Bayi Singa

Dalam kasus berbeda, sebuah kebun binatang swasta yang terletak di Jalur Gaza justru terpaksa menjual tiga ekor singa yang sejak awal mereka besarkan. Hal itu dilakukan karena pihak kebun binatang tak punya dana untuk memberi makanan kepada hewan-hewan lain.

Dilansir dari laman Straits Times, Senin 25 Desember 2017, lewat akun media sosial pemilik kebun binatang, Mohammad Ahmad Juma, mengiklankan ketiga bayi singa itu dengan harga 3.500 dinar Yordania atau setara dengan Rp 90 juta.

"Karena situasi ekonomi yang buruk, kami terpaksa menjual tiga ekor anak singa yang baru berusia satu bulan," ujar Jumaa.

"Kami tak bisa membeli makan dan minuman untuk hewan lain," tambah dia.

Juma sendiri telah membangun kebun binatang selama 23 tahun dan menghabiskan rata-rata Rp 4,6 juta setiap bulannya untuk keperluan hewan.

Setelah mengiklankan tiga ekor anak singa itu, Juma mengaku bahwa ada sejumlah pihak yang telah menghubunginya.

Namun, tiga singa tersebut belum dapat dijual karena masalah kesepakatan harga.

Permasalahan hewan yang berada di kebun binatang itu bukan soal masalah singa dan dana saja. Pada 2016 lalu, sejumlah hewan telah dipindahkan ke kebun binatang lain karena kondisinya yang begitu menyedihkan.

Seperti contoh, ada seekor harimau, dua kura-kura, burung rajawali, dua landak dan rusa yang dipindahkan ke beberapa negara yaitu Afrika Selatan, Yordania dan Israel.

Selain itu, banyak pula hewan yang mati akibat konflik yang terjadi di wilayah tersebut. Pihak kebun binatang tak punya dana untuk perawatan. Maka dari itu hewan-hewan ini mati begitu saja.