Liputan6.com, Krimea - Seorang pria berusia 20 tahun di Krimea harus berjuang dalam masa kritis di rumah sakit lantaran nekat terjun dari lantai empat sebuah bangunan. Kakinya patah gara-gara ulah spontannya tersebut.
Dikutip dari laman Mirror.co.uk, Rabu (24/10/2018), aksi nekat pria bernama Armen Badalyan itu terjadi saat ia mengetahui bahwa sang kekasih meninggal dunia.
Sang kekasih, Viktoria Demchuk (17) adalah korban dari pertumpahan darah yang terjadi di kampus Krimea beberapa waktu lalu.
Advertisement
Baca Juga
Remaja itu tewas dalam perjalanan ke rumah sakit lain menggunakan helikopter petugas medis. Dalam insiden ini, kaki dari Viktoria harus diamputasi akibat luka yang serius.
Namun, saat beberapa hari dirawat di rumah sakit pertama kondisi Viktoria semakin parah. Saat hendak dipindahkan ke rumah sakit lain ia malah meninggal dunia.
Jika sang kekasih sudah sembuh, Badalyan sebenarnya berencana untuk mencari uang dan membelikan kaki palsu untuk Viktoria. Namun kini impiannya sirna, karena sang pujaan hati telah tiada.
Saat mendengar berita meninggalnya Viktoria, hati Badalyan pun terpuruk. Ia lalu memutuskan untuk melompat dari atas bangunan.
"Saya mencintai Viktoria. Saya tidak siap merelakannya. Saya mencintaimu, dan kita akan selalu bersama selamanya," tulis Badalyan.
Usai menulis surat ini, barulah Badalyan melompat dari gedung lantai empat. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Beruntung Badalyan masih bisa selamat dari kematian. Meski demikian, kondisinya masih kritis dan harus mendapat perawatan di rumah sakit Krimea.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Insiden Kampus Krimea
Pada 17 Oktober lalu, Satuan Tanggap Darurat beserta Dinas Keamanan Federal (FSB) di Rusia mendatangi sebuah kampus di Krimea, atas laporan ledakan yang menewaskan sejumlah orang.
Tak hanya menelan korban jiwa, ledakan ini juga membuat puluhan orang luka-luka, demikian dikutip dari laman dailystar.co.uk
Laporan awal yang diberikan oleh pihak berwajib menyebut jika ledakan ini berasal dari perangkat peledak yang belum diketahui di Polytechnic College, Rusia.
Meski demikian, pihak Rusia menduga jika aksi ini merupakan ancaman dari teroris, sebab Krimea merupakan wilayah rawan yang masuk kawasan sengketa.
Sergei Melikov, wakil kepala pertama dari Garda Nasional, mencurigai peledakan ini sebagai aksi teror.
Berbicara kepada media lokal, Olga Grebennikova dari pihak kampus menyebut jika ledakan itu dilakukan oleh seseorang yang masuk ke dalam kampus.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan Dinas Keamanannya untuk mencari tahu jenis alat peledak yang dipakai. Selain itu juga meminta memburu para pelaku.
Foto-foto dramatis yang diterbitkan oleh media lokal menunjukkan jendela-jendela di lantai dasar gedung hancur, serta puing-puing berserakan di lantai.
Advertisement