Sukses

Obama, Hillary dan CNN Dikirimi Paket Misterius Diduga Perangkat Peledak, Teror?

FBI di New York mengatakan mereka berhasil mendeteksi paket-paket mencurigakan berisi bom sebelum sampai ke penerimanya.

Liputan6.com, New York - Paket misterius berisi perangkat yang diduga peledak dikirim ke pejabat tinggi Demokrat termasuk Barack Obama dan Hillary Clinton. Kantor berita CNN pun bernasib serupa, kata pihak berwenang AS.

BBC yang dikutip Kamis (25/10/2018) melaporkan, insiden ini terjadi dua hari setelah sebuah bom pipa ditemukan di rumah filantropis dan pemodal liberal George Soros di pinggiran kota New York City -- yang telah dikritik oleh kelompok-kelompok sayap kanan.

Kiriman paket misterius diduga bom yang diterima ruang surat kantor CNN di New York membuat seluruh penghuni gedung dievakuasi pada Rabu 24 Oktober 2018 pagi waktu setempat.

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ancaman ini "tidak memiliki tempat di Amerika".

Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa dia telah diberi pengarahan oleh FBI dan "penyelidikan besar federal sedang berlangsung".

"Keamanan rakyat Amerika adalah prioritas tertinggi dan absolut saya," kata Trump.

"Di masa-masa ini kita hanya perlu bersatu. Kita harus bersatu dan mengirim satu pesan yang sangat jelas bahwa ancaman atau tindakan kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di Amerika."

Ketika ditanya tentang pola serangan ini, selama konferensi pers, Komisaris Polisi New York O'Neill mengatakan penegak hukum secara proaktif menghubungi pihak terkait untuk memastikan ruangan surat lain "mengikuti protokol yang tepat" demi keamanan.

FBI di New York mengatakan mereka berhasil mendeteksi paket-paket mencurigakan itu. Kini Satuan Tugas Terorisme Gabungan mereka tengah membantu dalam penyelidikan.

Wali kota New York, Bill de Blasio mengecam upaya serangan itu sebagai "suatu tindakan teror yang berusaha melemahkan pers bebas dan pemimpin negara kita ini".

"Kepada semua pejabat publik, kepada semua afiliasi partisan - jangan mendorong kekerasan, jangan mendorong kebencian, jangan mendorong serangan terhadap media yang tidak dapat Anda sepakati tetapi Anda harus menunjukkan rasa hormat."

Sejumlah Paket Mencurigakan

Selain mantan Presiden AS Obama dan mantan Wapres Hillary Clinton, paket-paket misterius itu juga ditujukan kepada eks Direktur CIA John Brennan.

Paket mencurigakan tambahan juga ditujukan kepada Perwakilan Demokrat Maxine Waters dan mantan Jaksa Agung Eric Holder yang saat ini sedang diselidiki oleh penegak hukum.

Paket-paket untuk Obama dan Nyonya Clinton dialamatkan ke tempat tinggal mereka.

Agen Khusus FBI Bryan Paarman mengatakan kepada wartawan bahwa paket untuk Brennan, yang tampaknya hidup, telah dikirim ke ruang surat CNN.

Salah satu paket yang dikirim itu juga mencantumkan nama anggota Kongres Wanita Debbie Wasserman Schultz, mantan ketua Komite Nasional Demokrat, sebagai pengirimnya.

:Paket yang ditujukan untuk Jaksa Agung Holder dikirim ke alamat yang salah dan dikembalikan ke kantor kongres di Sunrise, Florida," media AS mengatakan.

Sementara eks Direktur CIA John Brennan dijadwalkan tampil di CNN pada hari Rabu. Ia adalah kontributor di sana dan menjadi kritikus vokal Trump sejak meninggalkan jabatannya.

Menurut pernyataan dari agen Secret Service atau Dinas Rahasia AS, paket yang ditujukan kepada Hillary Clinton berhasil diamankan pada akhir hari, 23 Oktober.

"Pagi ini, 24 Oktober 2018, paket kedua yang ditujukan ke kediaman mantan Presiden Barack Obama dicegat oleh personil Secret Service di Washington, DC," tambah pernyataan itu.

"Kedua paket itu dicegat sebelum dikirim ke lokasi yang dimaksudkan. Mereka tak menerima paket atau berisiko membahayakan mereka."

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan paket misterius yang mencurigakan telah dikirim ke kantornya, tetapi polisi New York mengatakan kepada BBC "itu adalah sejenis USB dan tidak terkait dengan momen apapun".

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Mirip Bom Pipa

Para pejabat penegak hukum mengatakan kepada media AS bahwa perangkat yang ditemukan di CNN pada hari Rabu tampaknya mirip dengan yang ditemukan di rumah Soros pada Senin 22 Oktober 2018.

Komisaris polisi O'Neill juga mengatakan penegak hukum menemukan "amplop berisi bubuk putih" dalam kemasan perangkat yang dikirim ke CNN.

Bubuk misterius itu sedang diselidiki, tetapi pihak berwenang menemukan "tidak ada ancaman tambahan" setelah menyisir bangunan tersebut.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Associated Press bahwa "alat peledak fungsional" ditemukan selama proses pengiriman surat yang dikirim ke rumah Tuan dan Nyonya Clinton di Chappaqua, New York.

Berbicara di sebuah acara kampanye di Florida, Nyonya Clinton berterima kasih kepada Secret Service dan mengatakan dia dan keluarganya "baik-baik saja".

"Ini adalah saat yang menyusahkan. Ini adalah saat perpecahan yang dalam dan kami harus melakukan semua yang kami bisa untuk membuat negara terus bersatu. Kami juga harus memilih kandidat yang akan mencoba melakukan hal yang sama," ucap Hillary Clinton.

Sementara seorang juru bicara untuk Obama menolak untuk mengomentari insiden itu, dan mengarahkan para wartawan ke pernyataan Secret Service.

First Lady Melania Trump menyebut serangan itu sebagai "pengecut". Ia mengugkapkan hal tersebut dalam acara yang membahas opioid di Gedung Putih pada hari Rabu.

"Saya mengutuk semua yang memilih kekerasan," kata Melania dalam pidato pembukaan acara tersebut. Ibu Negara juga mendorong "semua orang di seluruh negeri untuk memilih kebaikan di atas kebencian".

Reaksi serupa juga disampaikan juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders. Ia pun mengutuk "serangan kekerasan yang dilakukan" terhadap tokoh-tokoh masyarakat.

Dalam sebuah twit, dia menambahkan bahwa kecaman Gedung Putih "tentu termasuk ancaman yang dibuat untuk CNN serta mantan pengabdi negeri saat ini atau sebelumnya".

"Kami mengutuk upaya serangan terhadap mantan Presiden Obama, Hillary Clinton, @CNN & lain-lain," kecam Wakil Presiden Mike Pencedi Twitter.

Presiden Trump me-retwit dia, menambahkan: "Saya setuju dengan sepenuh hati!"

Putra tertua Presiden AS, Donald Trump Jr, yang menerima paket mencurigakan di rumahnya di New York awal tahun ini, juga mengeluarkan pernyataan.

"Sebagai seseorang yang keluarganya telah menjadi korban ancaman paket mencurigakan, saya mengutuk siapa pun yang melakukan terlepas dari partai atau ideologi. Omong kosong ini harus dihentikan dan aku berharap mereka berakhir di penjara untuk waktu yang lama," ungkapnya melalui Twitter.

Saudara perempuannya, Ivanka Trump, juga mengutuk "tindakan kekerasan" dan menyatakan terima kasih kepada penegak hukum.

Mantan Wakil Presiden Joe Biden pun merespons insiden itu. "Negara ini harus bersatu. Pembagian ini, kebencian ini, keburukan ini harus berakhir," twitnya.

Chelsea Clinton, satu-satunya anak Bill dan Hillary Clinton, juga mengomentari hal tersebut. "Setiap hari, saya berterima kasih kepada para wanita dan pria dari Dinas Rahasia Amerika Serikat. Terima kasih."