Sukses

Doa dan Belasungkawa Paus Fransiskus untuk Korban Lion Air JT 610

Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus menyatakan belasungkawanya bagi para korban pesawat jatuh Lion Air JT 610.

Liputan6.com, Vatikan - Berita Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang telah sampai ke telinga Paus Fransiskus. Pemimpin umat Katolik dunia itu pun menyatakan belasungkawanya bagi para korban pesawat nahas tersebut.

"Turut berduka atas kecelakaan pesawat baru-baru ini di Jakarta, Paus Fransiskus menyampaikan belasungkawa kepada semua orang yang terkena dampak tragedi ini," demikian isi telegram duka cita yang tertanda Paus Fransiskus yang disampaikan Menteri Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin seperti dikutip dari Vaticannews.va, Selasa (30/10/2018).

"Dia mendoakan semua yang telah meninggal dan kepada mereka yang berdukacita atas kehilangan orang terkasih. Teruntuk bangsa dan semua yang terlibat dalam upaya penyelamatan dan pemulihan, ia mohonkan kepada Yang Mahakuasa agar diberi kekuatan," tulis kardinal dalam pesan kepada Uskup Agung Piero Pioppo, Nuntius Apostolik untuk Indonesia.

Penerbangan Lion Air JT 610 dari Jakarta menuju ke Pangkal Pinang, di Pulau Bangka dilaporkan hilang kontak sekitar 13 menit setelah tinggal landas, setelah sebelumnya sempat meminta kembali. Tak lama kemudian, pihak Basarnas menyatakan burung besi itu jatuh ke laut di perairan Tanjung Karawang.

Sebuah kapal tunda yang meninggalkan pelabuhan Jakarta melihat pesawat jatuh.

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di Tanjung Karawang setelah dilaporkan hilang kontak pada sekitar pukul 06.33 WIB. Pesawat tersebut membawa 189 orang, termasuk penumpang dan kru pesawat.

Penumpang itu terdiri dari 178 orang dewasa, 1 anak-anak, dan 2 bayi (infant). Untuk kru pesawat terdiri dari 2 kokpit kru dan 6 orang awak kabin.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Kecelakaan Terburuk?

Kecelakaan Lion Air JT 610 disebut-sebut sebagai bencana penerbangan terburuk di Indonesia, sejak penerbangan AirAsia dari Surabaya ke Singapura jatuh ke laut pada Desember 2014 yang menewaskan 162 penumpang.

Sebelumnya, maskapai penerbangan Indonesia dilarang masuk 2007 karena terbang ke Eropa akibat masalah keamanan meskipun beberapa diizinkan untuk melanjutkan layanan dalam dekade berikutnya. Larangan itu benar-benar dicabut pada Juni tahun ini. AS juga mencabut larangan yang sempat berlaku selama satu dekade pada tahun 2016.

Pilot pesawat nahas Lion Air itu diketahui bernama Bhavye Suneja, seorang warga negara India yang lahir di Delhi. Menurut maskapai berlogo singa merah itu, Suneja adalah pilot berpengalaman dengan 6.000 jam terbang yang bersanding dengan kopilotnya yang memiliki lebih dari 5.000 jam terbang.