Liputan6.com, Manila - Sedikitnya 15 orang tewas dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang setelah Topan Yutu menghantam Filipina pada Selasa 30 Oktober 2018. Demikian menurut informasi dari pihak berwenang.
Sebagian besar korban tewas karena tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat di wilayah pegunungan Cordillera di bagian utara negara itu.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (1/11/2018), wilayah terparah adalah Natonin, sebuah kotamadya di Provinsi Mountain, di mana enam orang tewas tertimbun tanah longsor besar yang mengubur gedung-gedung pemerintahan Desa Banawel.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, puluhan orang berhasil diangkat dari timbunan longsor dalam kondisi selamat, sedangkan 20 lainnya masih belum ditemukan. Petugas penyelamat, yang dibantu polisi dan miiter, masih terus melakukan upaya penyisiran di beberapa titik terparah.
Pihak berwenang mengatakan tanah longsor akibat Topan Yutu menewaskan sedikitnya delapan orang lain di provinsi yang saling berdekatan, yakni Ifugao dan Kalinga.
Satu orang dikonfirmasi tewas akibat banjir yang meluas di bagian lain Filipina Utara. Genangan air akibat Topan Yutu juga menyebabkan kerusakan besar pada lahan pertanian setempat.
"Di kota Natonin saja, terdapat 20 titik tanah longsor. Tetapi kami telah memfokuskan operasi penyelamatan di Banawel karena jumlah korban hilang tercatat paling banyak," kata Mayor Eric Bulosan, juru bicara militer setempat.
Tanah longsor telah membuat banyak jalan menuju Natonin terputus, sehingga menghambat lebih banyak tim penyelamat untuk pergi ke daerah itu. Seorang wartawan lokal mengatakan, dibutuhkan berjalan kaki hingga 14 kilometer untuk mencapai titik bencana.
Banyak dari mereka yang terkubur oleh tanah longsor di Natonin adalah pekerja konstruksi, yang tinggal sementara di lokasi pembangunan gedung-gedung setempat.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Diterjang Rata-Rata 20 Topan per Tahun
Filipina diketahui mengalami rata-rata sekitar 20 hantaman topan setiap tahunnya, dan Yutu adalah yang ke-18 kalinya menyerang negara itu pada 2018.
Pada bulan September, Filipina dihantam oleh Topan Mangkhut, yang menewaskan sekitar 100 orang setelah melanda kota tambang kecil Itogon, di mana menunjukkan kerentanan yang berkembang di wilayah pegunungan Cordillera di bagian utara negara itu.
Sebelum melakukan pendaratan di Filipina, Topan Yutu dilaporkan menghantam Kepulauan Mariana Utara di Samudra Pasifik.
Badai itu dinyatakan sebagai hembusan angin terkuat yang yang pernah melanda wilayah koloni AS, di mana penduduk bersiap menghadapi ancaman hidup berbulan-bulan tanpa listrik.
Advertisement