Liputan6.com, Jakarta - Syachrul Anto gugur di tengah tugas mulia, dalam misi kemanusiaan mengevakuasi puing Lion Air PK-LQP dan 189 orang yang ada di dalamnya. Tanjung Karawang hanya satu di antara rekam jejaknya yang panjang sebagai relawan.
Anggota Indonesia Diver Rescue tersebut sebelumnya juga terjun dalam pencarian korban pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata. Bahkan sebelum bergabung dengan tim Basarnas dalam evakuasi Lion Air, ia baru pulang dari Palu, untuk membantu korban gempa dan tsunami di sana.
Advertisement
Baca Juga
Diduga Syachrul Anto meninggal dunia akibat dekompresi, gangguan yang menjadi momok setiap penyelam.
"Diduga dekompresi karena tekanan, bekerja tidak tahu waktu, harusnya naiknya pelan-pelan, lima meter berhenti dulu, sampai muncul (ke permukaan), dia mungkin langsung," kata Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto.
Jenazah Syachrul Anto kini telah dimakamkan di kampung halamannya di Surabaya, Jawa Timur. Namun, jasanya tak lantas terlupakan.
Tak hanya dikabarkan media di Indonesia, yang disambut rasa duka dan simpati atas perjuangan almarhum, meninggalnya Syachrul Anto di tengah evakuasi Lion Air juga menyebar ke sejumlah penjuru dunia.
Situs berita Singapura, Channel News Asia memuat artikel berjudul, Diver dies during search mission for crashed Lion Air plane.
Sementara, media India, First Post memuat artikel berjudul, Indonesia Lion Air flight crash: 48-year-old diver dies while searching for body parts, debris in Java Sea.
Tak ketinggalan, situs The Wall Street Journal mengunggah artikel berjudul, Indonesian Diver Dies in Recovery Operations for Lion Air Jet.
Dalam artikel berjudul, Lion Air: Indonesian rescue diver dies while searching for victims of jet crash near Jakarta, situs ABC Australia mengungkapkan, tim penyelam punya peran krusial untuk mengevakuasi bagian tubuh awak maupun penumpang yang ada di pesawat yang mengalami kecelakaan pada Senin 29 Oktober 2018, dalam perjalanan dari Jakarta menuju Pangkalpinang. Untuk kepentingan identifikasi.
"Juga untuk menemukan apa yang terjadi pada Boeing 737 MAX, pesawat anyar, yang celaka pada Senin pagi di Laut Jawa, 13 menit setelah lepas landas dari Jakarta," demikian dimuat abc.net.au.
Gugurnya Syachrul Anto di tengah tugas sejauh ini juga dikabarkan banyak media lain, dari sejumlah benua: Asia, Australia, Amerika Serikat, Eropa.
Tak hanya mengevakuasi bagian jasad, yang jumlahnya mencapai 73 kantung jenazah pada Sabtu 3 November 2018, para penyelam juga berjasa mengangkat puing-puing pesawat, termasuk instrumen perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) yang didapat pada Kamis lalu.
Kini, mereka sedang berjuang untuk mendapatkan kotak hitam kedua, cockpit voice recorder (CVR) yang merekam perbincangan di kokpit antara para penerbang, juga dengan petugas menara kontrol (ATC).
Apa yang dilakukan Syachrul Anto dan para penyelam lain sungguh luar biasa...
Saksikan video terkait kecelakaan Lion Air berikut ini:
Pesan Menyentuh
Syachrul Anto, anggota tim evakuasi serpihan dan penumpang Lion Air PK-LQP, gugur dalam tugas. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jumat malam, 2 November 2018.
Ucapan duka yang mendalam muncul dalam akun facebook Syachrul Anto. Ucapan tersebut bertuliskan : Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku, imamku....
Tunggu aku di jannah-Nya Insya Allah....terimakasih kasih sayang, bimbingan dan didikanmu. Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan.
Laa khaula wala kuwwata Illa Billah ...Innalilahi wainailaihi rojiun...Mohon dibukakan pintu maaf segala kesalahan almarhum.
Pesan itu ditulis sang istri...
Advertisement