Sukses

Aktivis Jadikan Jamal Khashoggi Nama Jalan di Kedutaan Arab Saudi di Inggris

Aktivis memasang papan nama jalan tiruan bertuliskan Jamal Khashoggi, di lokasi tempat kedutaan Saudi untuk Inggris berada.

Liputan6.com, London - Seorang aktivis hak asasi manusia memasang papan nama jalan tiruan bertuliskan nama jurnalis Arab Saudi yang tewas, Jamal Khashoggi, di lokasi tempat kedutaan Saudi untuk Inggris berada.

Di Mayfair, London, aktivis dari Amnesty International memasang tanda jalan tiruan bertuliskan "Khashoggi Street" di luar kedutaan Saudi pada 2 November 2018 pukul 13.14 waktu setempat --tepat satu bulan ketika kolumnis The Washington Post itu memasuki konsulat Saudi di Istanbul dan diduga tewas terbunuh di dalamnya pada 2 Oktober 2018.

Amnesty International berharap, aksinya di luar kedutaan Saudi di Mayfair, London akan mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk mengikutinya, demikian seperti dikutip dari The Independent, Minggu (4/10/2018).

Aktivisme serupa dimulai di Amerika Serikat, di mana teman-teman dan pengagum Jamal Khashoggi telah memulai petisi yang menyerukan kepada pejabat di Washington DC untuk mengganti nama jalan New Hampshire Avenue --di mana kedutaan Saudi untuk AS berada-- menjadi "Jamal Khashoggi Way".

Sekarang, aktivisme itu --yang tampak ditujukan sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah Arab Saudi yang dituduh bertanggungjawab atas kematian Jamal Khashoggi-- telah menyebar ke luar negeri.

Kate Allen, Direktur Amnesty International UK, mengatakan: "Seluruh dunia telah terkejut dengan pembunuhan yang mengerikan ini, dan sangat penting bahwa kita tidak membiarkan kemarahan memudar tanpa adanya keadilan ditegakkan."

Pada upacara mengenang Jamal Khashoggi di London awal pekan ini, kepala sebuah organisasi think-tank yang berpengaruh dan teman lama Khashoggi, Nihad Awad, mendesak dunia untuk memulai aktivisme serupa di setiap kota di mana Riyadh memiliki misi diplomatik.

"Saya ingin Anda memulai sebuah petisi, bahwa setiap nama jalan di setiap kota yang ada kedutaan Saudi atau misi Saudi, agar diganti namanya sesuai namanya (Jamal Khashoggi)," kata Awad.

"Bayangkan jika surat mereka harus dialamatkan ke Jalan Khashoggi? Dan di kartu nama mereka ada alamat seperti itu?"

Sejauh ini, lebih dari 1.800 orang telah mengajukan petisi tersebut ke Washington DC. Inisiator di balik petisi itu adalah dua think tank Washington yang berseberangan paham karena berasal dari spektrum politik yang berbeda, namun, bersatu dalam kemarahan mereka atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Ketika petisi itu mencapai 2.000 tanda tangan, pasangan itu merencanakan untuk mendekati Walikota Washington DC, Muriel Bowser, untuk meminta perubahan nama.

Petisi itu menyatakan penggantian nama akan menjadi "pengingat harian bagi para pejabat Saudi bahwa perilaku seperti itu sama sekali tidak dapat diterima dan sebagai ekspresi dukungan tanpa batas Washington terhadap kebebasan pers".

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Desakan Agar PBB Turun Tangan

Amnesty International juga mengatakan bahwa mereka turut menuntut penyelidikan independen PBB atas hilangnya Khashoggi dan mewanti-wanti pemimpin de facto negara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, karena telah memimpin operasi untuk mengekang para pembangkang dan aktivis di Saudi.

"Sejak September 2017, ketika pihak berwenang meluncurkan gelombang penangkapan yang menargetkan aktivis, penulis, dan ulama, Amnesty telah dapat memverifikasi 20 penangkapan," kata organisai HAM itu dalam sebuah pernyataan.

"Beberapa dari mereka yang ditahan sekarang menghadapi persidangan di pengadilan kontra-terorisme yang terkenal."

Lebih dari 100 rekan penulis, jurnalis, seniman, dan aktivis telah menggemakan seruan Amnesty International agar PBB bertindak untuk memimpin penyelidikan atas pembunuhan Khashoggi. Di antara mereka yang telah menambahkan nama mereka ke surat terbuka yang dikoordinasi oleh PEN America adalah JK Rowling, Meryl Streep, Patrick Stewart, wartawan Watergate Bob Woodward dan novelis Margaret Atwood.

Pangeran MBS, yang menjadi putra mahkota pada Juni 2017, telah memimpin serangkaian reformasi sosial --termasuk memungkinkan perempuan Saudi untuk mengemudi. Tapi, ia juga diduga secara agresif mengekang lawan politik dan musuh internal yang dianggap mampu mengancam kemapanannya.

Dia juga meningkatkan keterlibatan Arab Saudi dalam perang berdarah di Yaman terhadap pemberontak Houthi yang bersekutu dengan rival terbesar Saudi di Timur Tengah, Iran.

Tetapi meskipun Arab Saudi adalah sekutu kunci dari Barat di wilayah tersebut, semakin banyak suara yang mengekspresikan ketidakpuasan pada kepemimpinannya.

Bahkan Donald Trump, yang telah menolak desakan Eropa untuk memberikan sanksi kepada Arab Saudi menyusul pembunuhan Khashoggi --dengan alasan bahwa negara itu adalah pelanggan utama perusahaan senjata AS-- telah mengatakan bahwa Pangeran MBS pasti tahu tentang rencana untuk membunuh Jamal Khashoggi.