Liputan6.com, Moskow - Pernahkah Anda melihat foto orang pada zaman dahulu? Baik itu berfoto sendirian, atau bersama-sama pasti ada satu kesamaan.
Mereka nyaris tidak pernah senyum dalam kondisi apapun. Tentu kita bertanya-tanya apa yang melatarbelakangi hal tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sebab, di zaman sekarang foto itu mudah sekali diambil dan kita kerap memamerkan senyuman kepada siapa saja di media sosial.
Lalu, apa penyebabnya?
Seperti dikutip dari laman Time, Selasa (6/11/2018), berikut 5 alasan mengapa foto orang zaman dahulu tak pernah memamerkan senyumnya:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Kondisi Gigi yang Buruk
Salah satu kemungkinan sulitnya orang pada zaman dahulu tersenyum saat berfoto adalah karena masalah kesehatan giginya.
Banyak orang yang tidak sependapat dengan dugaan ini. Namun, Angus Trumble, Direktur National Portrait Gallery di Canberra, Australia, dan penulis A Brief History of the Smile menyakini jika hal itu benar.
Dia menyebut seseorang yang mengalami masalah pada gigi akan menutup kekurangannya apabila sedang difoto. Itu normal dan akan selalu dilakukan oleh setiap orang, kata Angus Trumble.
Advertisement
2. Proses Pengambilan Foto yang Lama
Beda dengan zaman sekarang yang apa-apa sudah praktis. Saat ini kita hanya perlu mengeluarkan ponsel lalu menekan aplikasi kamera dan foto sesuka hati.
Masyarakat pada zaman dahulu harus menunggu lama agar satu petik gambar bisa diambil.
"Jika Anda melihat proses awalnya, itu akan sangat rumit. Hal yang paling lama untuk dilakukan adalah proses pengaturan cahaya," ujar Todd Gustavson, kurator teknologi di Museum George Eastman.
3. Dianggap Sebagai Tidak Sopan
Bagi masyarakat Indonesia, senyum adalah simbol dari keramahan. Suasana hati yang baik dan lainnya. Namun, bagi kau bangsawan pada zaman dahulu, memberikan senyum adalah hal yang tidak sopan.
Christina Kotchemidova, seorang profesor yang mempelajari budaya dan komunikasi yang menulis artikel tentang sejarah senyuman dalam fotografi.
Ia menyebut, ada alasan yang lebih dalam tentang adanya alasan tidak senyum pada foto. Bagi mereka, fotografi itu sama artinya dengan seni lukis -- bentuk seni yang harus digarap serius dan tidak boleh senyum.
Oleh karena itu, fotografer studio kelas atas akan menciptakan gambar yang elegan dan mengarahkan subjek bagaimana berperilaku dan menghasilkan ekspresi tenang.
Advertisement
4. Senyum Bagi Kalangan Rendah
Selain senyum dianggap tidak sopan, aktivitas sederhana ini dinilai hanya dilakukan oleh masyarakat dari kalangan bawah.
Mereka yang berasal dari keluarga ningrat harus tetap terlihat wibawa dan tidak boleh terlalu banyak senyum, apalagi difoto.
5. Tidak Ingin Merusak Hasil Foto
Ketika itu, proses pengambilan foto merupakan pengalaman paling langka. Tidak hanya itu, biaya untuk berfoto kala itu terbilang mahal.
Bisa jadi orang hanya berfoto sekali seumur hidupnya pada acara besar keluarga. Pemotretan itu dilakukan di dalam studio yang kemungkinan besar tidak bisa dilakukan oleh orang-orang tak berpunya.
Itulah yang menyebabkan mereka tidak ingin merusak hasil foto mereka dengan tersenyum.
Advertisement