Sukses

Rusia Berambisi Bangun Markas Antariksa ala Film Avatar di Bulan, Sanggupkah?

Perusahaan antariksa milik pemerintah Rusia, Roscosmos, mengklaim bahwa pihaknya akan mulai membangun pangkalan angkasa luar ala Avatar.

Liputan6.com, Moskow - Bagi siapa pun yang telah menyaksikan film Avatar, film yang disutradarai dan diproduseri oleh James Cameron, tentu tahu mengenai Suku Na'vi, yakni spesies humanoid setinggi 3 meter, berkulit biru, hidup selaras dengan alam dan menyembah Dewi Ibu bernama Eywa.

Sebagaimana diketahui, Suku Na'vi tinggal di Pandora, yaitu Bulan berpenghuni dan berhutan lebat (juga didominasi warna serba biru) yang mengitari raksasa gas Polyphemus dalam sistem bintang Alpha Centauri.

Film dan suku inilah yang mengilhami bos The Roscosmos State Corporation for Space Activities atau dikenal sebagai Roscosmos, sebuah perusahaan milik pemerintah Rusia yang bertanggung jawab di sektor ruang angkasa dan program kosmonaut.

Setelah mengumumkan rencana ambisiusnya untuk membangun markas besar di Bulan, Dmitry Rogozin menegaskan bahwa ia akan mulai memproduksi robot avatar canggih untuk menghuni satelit alami Bumi itu.

Tujuannya hanya satu, yaitu agar manusia dapat mengendalikan pangkalan tersebut dari planet ini.

"Kami berencana menciptakan basis untuk jangka panjang, tidak secara konstan diawaki, tetapi dapat dikunjungi (manusia)," ucap Rogozin saat diwawancara RIA Novosti pada Selasa, 6 November 2018.

"Pangkalan itu nantinya dikelola oleh avatar yang akan melaksanakan tugas di permukaan Bulan," imbuhnya lagi, seperti dikutip dari media Rusia, RT.com, Rabu (7/11/2018).

Ia mencatat bahwa keseluruhan proyek ini akan lebih dahsyat dari misi 'Apollo' milik Amerika Serikat yang dijalankan pada 1960 dan 1970. Kendati demikian, Rogozin tidak merinci ide gilanya itu.

Namun di satu sisi, Rogozin menyebutkan bahwa pendaratan pertama kosmonaut Rusia di Bulan dijadwalkan dilakukan pada 2030, guna mensurvei lokasi pembangunan.

"Mereka akan mendapatkan akses ke orbit lunar, bahkan tanpa pesawat angkasa luar yang baru diujicoba. Mereka hanya perlu memanfaatkan bantuan roket pengangkut, seperti Angara dan pesawat antariksa Soyuz," papar Rogozin.

Sementara itu, administrator NASA, Jim Bridenstine, mengatakan pada bulan lalu bahwa AS akan sangat senang untuk menyaksikan keterlibatan Roscosmos milik Rusia, dalam mengeksplorasi Bulan dan menciptakan arsitektur permanen di sana.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

China Siap Luncurkan Bulan Buatan Tahun 2020 Mendatang

Sementara itu, baru-baru ini China membuat heboh publik dengan menyampaikan terobosan baru. Kota Chengdu di Ndilaporkan akan egeri Tirai Bambu itu hendak meluncurkan Bulan buatan pada tahun 2020 mendatang.

Bulan ini nantinya akan memiliki cahaya delapan kali lebih terang dari Bulan yang asli. Nyatanya, tujuan utama diluncurkannya Bulan dalam bentuk satelit penerangan ini adalah untuk menggantikan lampu kota yang menerangi kota Chengdu dan sekitarnya.

Nantinya satelit buatan ini akan memancarkan sinar di area dengan diameter 10 sampai 80 kilometer dan akan memiliki lapisan yang dapat memantulkan cahaya dari matahari dengan sayap, seperti panel surya. Sayap-sayap ini nantinya bisa dikendalikan untuk menyinari daerah-daerah tertentu.

Mengurangi Pemakaian Listrik

Sebelum diluncurkan 2 tahun mendatang, pengujian satelit penerangan ini memang sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu.

Hingga kini, proses pengerjaannya sedang dalam tahap pematangan teknologi. Jika nantinya terobosan ini berhasil diluncurkan, Bulan buatan tersebut diharapkan bisa mengurangi pemakaian listrik untuk penerangan kota.

Terlepas dari itu, Bulan buatan ini juga diharapkan bisa menarik banyak turis asing untuk berkunjung ke Chengdu.