Sukses

10-11-1911: Kisah Miliarder yang Malu Jika Mati dalam Kondisi Kaya

Selama 18 tahun hidupnya, miliarder Andrew Carnegie mendonasikan 90 persen kekayaannya untuk amal.

Liputan6.com, New York - Andrew Carnegie adalah seorang miliarder. Ia masuk daftar orang paling kaya di muka Bumi. Namun, alih-alih foya-foya, ia memberikan sebagian besar pundi-pundi hartanya itu untuk orang lain.

Selama 18 tahun hidupnya, Carnegie mendonasikan 90 persen kekayaannya untuk amal. Ke sejumlah yayasan, dan universitas -- beberapa di antaranya bahkan masih menyandang namanya.

Salah satunya, Carnegie Corporation yang didirikan pada 10 November 1911. Yang tujuannya adalah untuk mempromosikan kemajuan dan penyebaran pengetahuan dan pemahaman.

"Carnegie Corporation salah satu yayasan pemberi hibah Amerika yang paling tua dan paling berpengaruh," demikian dikutip dari situs www.carnegie.org, Jumat (9/11/2018).

Ada dua isu yang dianggap paling penting oleh sang miliarder: perdamaian dunia dan kemajuan pendidikan serta pengetahuan.

Carnegie Corporation didirikan untuk mengelola kekayaannya yang tersisa selama hidup, dan pada akhirnya, memiliki tanggung jawab untuk mendistribusikan pundi-pundi harta itu setelah kematiannya -- untuk kepentingan orang banyak.

Mengapa Andrew Carnegie rela mendonasikan sebagian besar kekayaan yang susah payah ia dapat.

Seperti dikutip dari situs www.americaslibrary.gov, ia meyakini "Gospel of Wealth" yang merujuk pada artikel yang ia tulis pada 1889. Menurutnya, orang kaya secara moral wajib memberikan uangnya pada masyarakat.

"Sungguh memalukan seorang pria yang meninggal dalam kondisi kaya," itu filosofi hidup Carnegie.

Maka, selama bertahun-tahun kemudian, Carnegie mendonasikan harta bendanya untuk amal. Jumlahnya bahkan sampai US$ 350 juta -- nilai yang sungguh luar biasa jika nilainya disetarakan dengan saat ini.

 

Saksikan video terkait miliarder berikut ini:

2 dari 2 halaman

Gembel Jadi Tajir

Ia dianggap mewakili istilah 'rags to riches' -- gembel jadi kaya. Andrew Carnegie adalah memimpin ekspansi besar-besaran industri baja di Amerika Serikat pada akhir Abad ke-19.

Carnegie kerap dijuluki salah satu orang terkaya di muka Bumi -- atau setidaknya paling kaya dalam sejarah Amerika Serikat. Siapa sangka, masa lalunya relatif sengsara.

Ia lahir pada 1835 di rumah kecil yang hanya memiliki satu kamar di Dunfermline, Skotlandia.

Carnegie lahir di tengah keluarga buruh yang miskin. Ia hanya sempat bersekolah sebentar, sebelum keluarganya memutuskan untuk bermigrasi ke Amerika pada 1848.

Tiba di Pennsylvania, ia yang kala itu berusia 13 tahun mendapat pekerjaan sebagai pesuruh di sebuah pabrik tekstil. Upahnya kala itu US$ 1,2 per minggu.

Carniege mengawali pekerjaannya sebagai bocah pembawa pesan dan buruh pabrik sebelum naik tingkat menjadi sekretaris dan operator telegraf di Pennsylvania Railroad.

Pada 1859, pekerja muda yang penuh semangat itu sudah diangkat jadi pengawas divisi barat perusahaan kereta tersebut.

Carnegie menginvestasikan uang pendapatannya dalam beberapa bisnis, seperti perusahaan pembangun jembatan, operasi telegraf, dan -- ini yang paling tenar -- pabrik baja.

Pada pergantian abad, Carnegie Steel Company miliknya berkembang pesat jadi sebuah kerajaan industri.

Carnegie pun menjadi orang terkaya di dunia setelah menjual perusahaannya itu ke J.P. Morgan senilai US$ 480 juta.

Sementara, pada 10 No1293, Kerajaan Majapahit berdiri. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja pertama Majapahit dengan gelar "Kertarajasa Jayawardhana".

Sementara, pada 10 November 1928, Hirohito dilantik secara resmi menjadi Kaisar Jepang ke-124. Tanggal 10 November juga diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Â