Liputan6.com, Amman - Terjangan banjir bandang, yang dipicu hujan lebat di Yordania, merenggut korban jiwa. Sebelas orang dilaporkan tewas. Bencana itu juga memaksa aparat mengevakuasi lebih dari 3.700 turis asing dari kota kuno Petra.
Di antara korban jiwa adalah seorang gadis muda yang tewas saat mobil milik keluarganya tersapu banjir di Distrik Maliah.
Baca Juga
Seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (10/11/2018), sebelumnya, banjir dilaporkan merendam sejumlah area di Yordania, termasuk Petra. Upaya pencarian korban masih terus dilakukan.
Advertisement
Juru bicara pemerintah Yordania, Jumana Ghuneimat dan pejabat pertahanan sipil mengatakan, jumlah korban tewas bertambah pada Sabtu pagi, setelah jenazah lain ditemukan di wilayah Madaba, yang letaknya di selatan ibu kota Amman.
Ghuneimat menganjurkan warga untuk selalu siaga. "Dan untuk memperlakukan kondisi cuaca dengan serius," kata dia seperti dikutip dari CNN.
Ia menambahkan, pihak Petra Development and Tourism Region Authority (PDTRA) mengaktifkan sistem peringatan dini, dengan menggunakan pengeras suara, termasuk yang ada di masjid, untuk memperingatkan warga terkait bahaya cuaca dan arti penting menjauhi area terdampak banjir.
Sementara itu, ratusan pengunjung Petra berlari ke tempat yang lebih tinggi pada hari Jumat ketika air naik melalui lembah sempit yang mengarah ke Treasury atau Al-Khazneh, atraksi utama di sana.
Para wisatawan juga dievakuasi ke area yang lebih aman sebelum banjir bandang menerjang kota di pegunungan yang terkenal dengan bangunan arsitektur kuno yang dipahat pada bebatuan.
Pihak berwenang juga mengumumkan keadaan darurat di kota pelabuhan Laut Merah, Aqaba.
Jalan raya utama yang menghubungkan Amman dengan wilayah selatan ditutup. Pemerintah mengumumkan penutupan universitas dan sekolah pada hari Sabtu.
Sementara, masjid-masjid di Yordania tetap dibuka, menjadi lokasi perlindungan warga sipil di daerah yang terkena banjir.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Banjir Bandang Tewaskan 21 Orang
Dua minggu yang lalu, 21 orang, mayoritas anak-anak, meninggal setelah hanyut dalam banjir bandang di wilayah Laut Mati, Yordania.
Kala itu mereka sedang berdarmawisaya. Isiden terebut menjadi salah satu bencana alam terburuk di negara itu dalam beberapa dasawarsa.
Politisi dan anggota masyarakat mengkritik layanan darurat pada saat itu, dengan mengatakan para petugas tidak siap untuk menangani kondisi krisis.
Buntutnya, dua menteri dipaksa mengundurkan diri setelah komite parlemen menemukan kelalaian dalam insiden itu.
Advertisement