Sukses

3 Turis Israel di Yordania Hilang Kontak, Korban Banjir Bandang?

Pemerintah Yordania mulai membuka tempat pengungsian untuk menampung warga yang terdampak banjir bandang.

Liputan6.com, Amman - Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Yordania diprediksi akan terus merangkak naik. Sejak Sabtu, 11 November 2018, korban meninggal sudah mencapai 11 orang.

Pemerintah sudah menutup kota kuno Petra --destinasi wisata yang paling sering dikunjungi turis asing-- untuk dibersihkan pascabanjir besar tersebut. Demikian seperti dilansir dari VOA Indonesia, Minggu (12/11/2018).

Banjir bandang terjadi di beberapa tempat di Yordania sejak Jumat, 9 November, dan tim penyelamat masih terus berupaya menemukan sejumlah orang yang dilaporkan hilang di sekitar waduk Wala.

Otoritas pun kini sudah membuka pengungsian di bagian selatan kota Maan, untuk digunakan sebagai tempat penampungan puluhan orang yang menjadi korban banjir bandang.

Dikatakan oleh pejabat setempat bahwa 11 orang yang tewas, 2 di antaranya adalah anak-anak dan 1 prang penyelam. Menurut juru bicara pemerintah Yordania, Jumana Ghuneimat, penyelam itu merupakan bagian dari tim penyelamat.

Secara terpisah, radio publik Israel mengumumkan bahwa pemerintah Negeri Zionis ini telah kehilangan kontak dengan tiga wisatawan yang merupakan warga negaranya, yang berada di bagian selatan Yordania.

Radio Makan yang berbahasa Arab mengatakan, ketiga pelancong tersebut itu terakhir kali diketahui berada di kawasan Wadi Rum, salah satu lokasi wisata populer di Yordania.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Pariwisata telah mengundurkan diri setelah banjir merenggut nyawa orang.

Sebagaimana diwartakan oleh media lokal, banjir bandang kali ini di Yordania disebabkan oleh hujan lebat. Banjir mematikan ini terjadi dua minggu setelah 21 orang --sebagian besar anak-anak-- menjadi korban dalam banjir bandang yang terjadi di dekat Laut Mati.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Banjir Bandang di Yordania Terjang Bus Sekolah

Sebelumnya, 21 orang dilaporkan tewas setelah banjir bandang menerjang sebuah bus sekolah di dekat Laut Mati, Yordania. Sebagian besar korban meninggal adalah anak-anak.

Otoritas kemudian meluncurkan operasi pencarian pada Kamis, 25 Oktober waktu setempat, untuk mencari korban selamat. Misi ini melibatkan penyelam tentara Yodania.

Kebanyakan korban tewas adalah anak-anak di bawah usia 14 tahun. Selain itu, korban tewas dan terluka juga berasal dari keluarga yang sedang piknik di lokasi kejadian, menurut tim SAR tanpa membeberkan jumlah pastinya.

Saat insiden terjadi, wilayah di tempat kejadian perkara, di Yordania, memang sedang dilanda badai musim dingin pertama, setelah musim panas. Hujan lebat dan angin kencang juga diperkirakan menghantam area tersebut.