Sukses

Diisukan Stroke Parah, Kondisi Presiden Gabon Kini Dikabarkan Membaik

Juru bicara Presiden Gabon Ali Bongo mengakhiri secara resmi sikap diam tentang kondisi sang pemimpin negara yang dikabarkan sakit parah.

Liputan6.com, Libreville - Presiden Gabon Ali Bongo belakangan dilaporkan tengah sakit parah. Kendati demikian kabar baik berembus akhir pekan ini bahwa kondisinya tengah membaik, kata juru bicaranya mengakhiri secara resmi sikap diam tentang kondisinya.

BBC yang dikutip Senin (12/11/2018) melaporkan bahwa beredar spekulasi terkait kesehatan Presiden Bongo yang mengalami stroke. Walau begitu tak ada konfirmasi terkait hal tersebut.

Pria berusia 59 tahun itu hanya dikabarkan dirawat di Arab Saudi, melalui pengumuman awal bulan lalu yang menyebutkan Ali Bongo mengalami kelelahan.

Juru bicara Presiden Gabon, Ike Ngouoni mengatakan Bongo tengah "memulihkan semua kemampuan fisiknya". Tak disebutkan tentang stroke tetapi presiden menderita "pendarahan yang membutuhkan perawatan medis", katanya.

Ali Bongo menggantikan ayahnya Omar Bongo sebagai presiden pada tahun 2009, yang memerintah negara Afrika barat selama lebih dari 40 tahun.

Dia memenangkan pemilihan kembali pada tahun 2016 dalam pemilihan yang dirusak oleh kekerasan dan tuduhan penipuan.

Awal bulan ini, dengan Presiden Bongo pergi ke ibu kota Saudi, Riyadh, pemimpin oposisi Gabon, Jean Ping, kembali mengklaim kemenangan dalam jajak pendapat.

Sementara pada hari Jumat sebuah surat kabar Gabon diskors selama tiga bulan karena mengatakan negara itu "autopilot" dan bahwa perdana menteri harus ditunjuk sebagai pemimpin sementara.

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Sempat Memicu Ricuh

Terpilihnya Ali Bongo sebelumnya menuai ricuh dari para pendukung kandidat oposisi Gabon, Jean Ping yang kemudian membakar gedung parlemen. Mereka beraksi setelah pengumuman presiden yang digelar Sabtu 27 Agustus 2016.

Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk mencoba untuk memadamkan protes yang pecah di jalan sekitar parlemen. Menurut keterangan saksi mata, api dan asap terlihat membubung dari bangunan parlemen di ibukota Gabon, Libreville.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata, untuk membubarkan para pendukung Ping yang juga mencoba untuk mengakses markas komisi pemilihan (Cenap).

Bongo memenangkan suara untuk periode tujuh tahun kedua, dengan perolehan 49,8%. Sementara Ping hanya meraup 48,2 persen dengan selisih margin 5.594 orang.

Ping mempermasalahkan hasil perolehan tersebut. Pihaknya mengatakan angka dari kubu presiden Ali Bongo menunjukkan hasil dari 99 persen pemilih.

Blanche Simonny, pendukung Jean Ping sekaligus anggota kelompok masyarakat sipil Ca Suffit Comme Ca mengatakan kepada BBC Afrika bahwa ribuan orang telah berkumpul di markas oposisi sebelum berdemo.

"Asap mengepul dari ban yang dibakar di jalan-jalan," kata Simonny seperti dikutip dari BBC, Kamis 1 September 2016.

Tidak ada pernyataan independen dari Cenap, setelah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Pacome Moubelet-Boubeya mengumumkan hasilnya.

Menurut wartawan BBC Afrique di Libreville, delegasi yang mewakili oposisi di komisi walked outdari penghitungan suara dan menolak untuk menandatangani surat-surat guna validasi kemenangan Bongo.

Sebelum memasuki dunia politik, Ping adalah seorang diplomat karier terkenal yang menjabat sebagai ketua Komisi Uni Afrika. Pada tahun 2009, Bongo mengambil alih kekuasaan dari sang ayah yang berkuasa sebagai Orang Nomor Satu Gabon pada tahun 1967.