Liputan6.com, Gaza - Seorang perwira Israel dilaporkan tewas dan lainnya terluka dalam serangan oleh pasukan khusus Negeri Zionis di Gaza pada Minggu, 11 November 2018. Operasi militer itu juga menewaskan tujuh orang Palestina, kata Hamas.
Fawzi Barhoum, seorang juru bicara Hamas mengecam "serangan pengecut Israel" di mana, kata organisasi itu. Penyerang dilaporkan berada di dalam mobil sipil, yang lewat menembaki sekelompok orang bersenjata di Gaza, menewaskan salah satu komandannya, Nour Baraka.
Dikutip dari The Guardian pada Senin (12/11/2018), Hamas mengatakan orang-orang bersenjata itu mengejar mobil tersebut melaju kembali ke wilayah Israel di balik perbatasan.
Advertisement
Baca Juga
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Konflik senjata api terjadi ketika IDF (Pasukan Pertahanan Israel) melakukan operasional seperti biasanya di Jalur Gaza."
"Seorang perwira tewas dan yang kedua terluka, dan semua tentara segera kembali ke Israel," lanjut pernyataan itu.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, sang pemimpin mempersingkat perjalanannya ke Paris, di mana dia menghadiri peringatan satu abad berakhirnya Perang Dunia I. Konflik terkait disebut berpotensi memutus harapan tentang kesepakatan baru-baru ini dalam upaya memulihkan perdamaian.
Setelah kekerasan meletus, sirene dilaporkan berbunyi di Israel selatan, di mana menunjukkan kemungkinan tembakan roket dari Jalur Gaza.
Militer mengatakan dua peluncuran dari Gaza dicegat oleh pertahanan rudal Israel.
Israel dan Palestina telah bertikai di Jalur Gaza sejak 2008, dan beberapa bulan terakhir kerusuhan menimbulkan kekhawatiran baru. Bentrokan mematikan yang disertai protes besar telah terjadi di sepanjang perbatasan, yang dimulai pada 30 Maret.
Setidaknya 227 warga Palestina tewas oleh tembakan Israel. Mayoritas mereka ditembak selama protes dan bentrokan, sedangkan yang lain meninggal dalam serangan udara atau tank. Satu tentara Israel gugur di sepanjang perbatasan Gaza pada waktu itu.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Saluran Dana Qatar untuk Palestina
Operasi darat di Jalur Gaza jarang terjadi dan kemungkinan besar akan meningkatkan ketegangan.
Bentrokan itu terjadi setelah kekacauan mematikan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel mulai mereda dalam beberapa bulan terakhir. Tel Aviv bahkan mengizinkan Qatar untuk menyediakan bantuan jutaan dolar AS bagi garis kawasan konflik itu untuk penyaluran gaji, serta subsidi bahan bakar guna membantu meringankan krisis listrik.
Pada Jumat 9 November, pegawai sipil Palestina akhirnya menerima pembayaran, setelah berbulan-bulan penahanan gaji secara sporadis akibat kekurangan uang, yang disebabkan oleh konflik di Gaza.
Pembayaran gaji senilai US$ 15 juta (setara Rp 221 juta) merupakan bagian dari total saluran dana US$ 90 juta (setara Rp 1,3 triliun) dari Qatar, yang didistribuskan via kantong-kantong wilayah Israel.
Qatar juga mengatakan akan menyerahkan US$ 100 (setara Rp 1,5 juta) kepada masing-masing 50.000 keluarga miskin, serta jumlah yang lebih besar untuk warga Palestina yang terluka dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel.
Emirat di Teluk Arab itu juga dikabarkan mulai membeli bahan bakar tambahan untuk pembangkit listrik tunggal Gaza, yang memungkinkan pengurangan krisis listrik dalam beberapa tahun ke depan.
Advertisement