Sukses

Planet Beku Raksasa Mengorbit Bintang Barnard, Jaraknya Dekat dengan Bumi

Ada planet super beku yang mengorbit Bintang Barnard, bintang terdekat kedua dari matahari.

Liputan6.com, New York - Menurut temuan baru yang ditemukan oleh tim peneliti internasional, sistem bintang kedua yang paling dekat dengan matahari, Bintang Barnard, menjadi rumah bagi sebuah planet berukuran super besar dan bersuhu beku. Jaraknya hanya 6 tahun cahaya dari Bumi.

Bintang Barnard adalah jenis matahari kuno kecil yang disebut katai merah. Meski tidak mudah dilihat tanpa teleskop, Bintang Barnard telah lama menarik perhatian para astronom karena menjadi bintang yang bergerak paling cepat di langit malam.

Ahli astronomi juga mengatakan, Bintang Barnard menjadi rumah bagi sebuah eksoplanet (planet di luar tata surya) beku dan ukurannya tiga kali lebih besar dari Bumi, sehingga menjadikannya tampak seperti Bumi super.

Sebuah tim peneliti kolaboratif dari Red Dots dan proyek CARMENES sedang berupaya menemukan planet yang lokasinya berada di dekat katai merah.

Mereka menggunakan berbagai teleskop untuk menemukan eksoplanet tersebut --yang dikenal sebagai Bintang B milik Barnard-- dan mengeksplorasi keistimewaannya.

Tim dari Red Dots juga pernah terlibat dalam penemuan planet baru-baru ini di sekitar sistem tata surya terdekat Bumi, Proxima Centauri. Temuan terbaru tersebut diterbitkan pada Rabu, 14 November, di jurnal Nature.

Planet Super Beku

Bintang Barnard mempunyai beberapa perbedaan besar dari Bumi. Eksoplanet itu mengorbit bintangnya dalam waktu sekitar 233 hari --jauh lebih sedikit dari orbit Bumi, yakni 365 hari-- tetapi lebih lama dari eksoplanet lain yang pernah ditemukan.

Bintang Barnard B pun jauh lebih dekat dengan bintangnya (Bintang Barnard), hanya 0,4 kali jarak antara Bumi dan Matahari.

Namun, meskipun sangat dekat dengan bintangnya, cahaya dari Bintang Barnard hanya mampu menyinari eksoplanet sebesar 2% energi yang disediakan Matahari untuk Bumi.

Itu artinya, meskipun eksoplanet dekat dengan bintangnya, namun keadaan di planet tersebut sangat dingin. Para peneliti menemukan bahwa eksoplanet kemungkinan memiliki suhu sekitar -274 derajat Fahrenheit (-170 derajat Celcius).

"Saya pikir, misteri yang belum terpecahkan adalah apakah eksoplanet itu punya atmosfer atau tidak," kata Johanna Teske, peneliti dan penulis studi Carnegie Science.

"Jika planet ini memiliki atmosfer, mungkin itu bisa menjaga suhu permukaan lebih hangat," tambahnya, sebagaimana dikutip dari laman Astronomy.com, Kamis (14/11/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Menemukan Planet Barnard

Untuk menemukan bintang B milik Barnard, para peneliti menggunakan efek Doppler. Ketika sebuah planet mengorbit bintang, tarikan gravitasi planet menyebabkan bintangnya bergoyang sedikit.

Ketika planet bergerak lebih dekat ke bintang, cahaya bintang bergeser ke arah panjang gelombang biru yang lebih pendek (disebut blueshift), dan ketika planet bergerak semakin menjauh dari bintang, cahaya bintang bergeser ke arah panjang gelombang merah yang lebih luas (disebut redshift).

Cara lain yakni para ilmuwan menggunakan spektrograf HARPS di teleskop 3,6 meter milik European Southern Observatory (ESO) yang ada di Chile, untuk mengamati dan mengukur efek planet ini pada Bintang Barnard.

"Kami menggunakan pengamatan dari tujuh alat yang berbeda, mencakup 20 tahun pengukuran," aku Ignasi Ribas, ilmuwan utama dari tim peneliti itu (Institut Studi Luar Angkasa Catalonia dan Institut Ilmu Luar Angkasa, CSIC di Spanyol).