Sukses

Perdana Menteri Ceko Andrej Babis Dipaksa Mundur, Demo Pecah

Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis, dituduh mengantongi jutaan euro dari dana Uni Eropa bersama dua anaknya.

Liputan6.com, Praha - Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Praha pada hari Kamis, 15 November 2018 waktu setempat. Mereka menuntut Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis, agar segera mengundurkan diri dari jabatannya atas dugaan korupsi.

Para demonstran membawa bendera Ceko dan Uni Eropa saat mereka meneriakkan "pengunduran diri" dan "malu" di Wenceslas Square.

Kritik publik terhadap Babis meningkat, setelah putranya yang sakit mental mengatakan kepada media Ceko bahwa ia telah ditahan di Krimea secara tidak sengaja, lantaran menghalangi penyelidikan korupsi.

Babis menepis tuduhan itu dengan mengatakan bahwa anak laki-lakinya itu sedang melakukan perjalanan dari rumahnya di Swiss ke Krimea. Demikian seperti dikutip dari Deutsche Welle, Sabtu (17/11/2018).

Jaksa di Ceko menuduh Babis dan dua anaknya telah mengantongi sekitar € 2 juta (US$ 2,3 juta) dari subsidi Uni Eropa pada satu dekade lalu. Babis, yang juga merupakan seorang miliarder, telah menampik segala tuduhan itu.

Sementara itu, partai-partai oposisi menyerukan mosi tidak percaya kepada pemerintahan koalisi Babis. Pembicara majelis rendah mengatakan, pemungutan suara kemungkinan akan diadakan pada 23 November 2018.

Kehilangan suara mosi tidak percaya akan memungkinkan Presiden pro-Rusia, Milos Zeman, menunjuk Perdana Menteri Baru Ceko.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Situasi Serius

Pemimpin mitra koalisi kiri-tengah Babis, Partai Sosial Demokrat, menyebut bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan "semua opsi" mengenai masa depan pemerintahan Ceko.

"Situasinya serius, informasinya substansial dan kami harus melakukan pendekatan dengan bertanggung jawab," kata Jan Hamacek kepada Televisi Ceko.

Partai SPD, yang anti-Uni Eropa dan anti-NATO, mengisyaratkan bahwa hal itu dapat menggantikan Partai Sosial Demokrat dalam koalisi pemerintahan baru, yang akan membuat Babis berkuasa.

Majelis tinggi parlemen telah meminta Babis untuk mengurangi tugasnya sampai penyelidikan kriminal berakhir. Sementara itu, para pengunjuk rasa berencana melakukan lebih banyak aksi unjuk rasa di Praha pada hari Sabtu, 17 November 2018, waktu Ceko.