Sukses

Korea Utara Hancurkan 10 Pos Militer di Perbatasan Dekat Korea Selatan

Korea Utara telah menghancurkan sejumlah instalasi militernya sendiri yang terletak di dekat perbatasan Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara telah menghancurkan sejumlah instalasi militernya sendiri yang terletak di dekat perbatasan Korea Selatan. Penghancuran itu merupakan bagian dari kesepakatan kedua negara untuk meredakan ketegangan militer di perbatasan dan secara luas, di kawasan Semenanjung Korea.

Pada 20 November 2018, sekitar pukul 15.00 sore waktu setempat --zona waktu yang baru-baru ini selaras dengan Korea Selatan sebagai bagian dari upaya perdamaian yang sedang berlangsung-- Korea Utara meledakkan 10 pos penjagaan di dekat zona demiliterisasi yang membagi kedua negara, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (21/11/2018).

Pyongyang dikatakan telah memberi tahu Seoul sebelum penghancuran itu, guna menyusul pembongkaran pos penjaga Korea Selatan awal pekan ini.

Itu merupakan tindak lanjut atas kesepakatan yang dibuat pemimpin kedua negara dalam pertemuan pada September 2018 lalu, di mana Pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in sepakat untuk melakukan perlucutan senjata dan pos militer di zona demiliterisasi.

Berdasarkan tindak lanjut kesepakatan pada akhir Oktober 2018, Korea Utara dan Selatan setuju untuk menghapus 10 pos dan mempertahankan satu di kedua sisi perbatasan. Mereka juga menarik pasukan dan peralatan dari pos-pos tersebut.

Korea Selatan memiliki sekitar 60 pos seperti itu di sepanjang perbatasan sementara Korea Utara memiliki sekitar 160, kata kantor berita Korsel Yonhap.

Desa gencatan senjata di perbatasan Panmunjom --atau yang bernama resmi Joint Security Area (JSA)-- adalah satu-satunya tempat di perbatasan sepanjang 250 km di mana para tentara dari kedua Korea dan Komando PBB yang dipimpin AS berhadapan muka.

Tetapi, sebagai bagian dari gerakan rekonsiliasi terbaru, kedua Korea bulan lalu memindahkan semua senjata dan pos penjaga dari daerah itu, meninggalkannya diawaki oleh 35 personel tak bersenjata dari masing-masing pihak.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Mencairnya Hubungan Diplomatik

Langkah-langkah itu datang sebagai mencairnya hubungan diplomatik antara dua Korea.

Di bawah pimpinan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, Seoul telah mengejar kebijakan keterlibatan dengan tetangganya yang bersenjata nuklir dan terisolasi, berbeda dengan AS yang bersikeras bahwa tekanan harus dipertahankan pada Korea Utara sampai mereka benar-benar melakukan denuklirisasi total.

Presiden Moon dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyetujui rencana luas untuk meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan selama pertemuan puncak ketiga mereka di Pyongyang pada bulan September 2018.

Kedua negara secara teknis tetap berperang setelah Perang Korea 1950-53 yang berdampak pada terbaginya semenanjung dan hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Namun hubungan membaik tahun ini karena Moon dan Kim mengambil serangkaian gerakan rekonsiliasi.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump juga mengadakan pertemuan bersejarah pada bulan Juni di Singapura dan menandatangani perjanjian tertulis yang samar-samar tentang denuklirisasi. Tetapi, sedikit kemajuan telah dibuat sejak itu, dengan kedua negara tetap berselisih tentang makna yang tepat dari perjanjian tersebut.