Liputan6.com, Sydney - Badai debu menyelimuti kawasan di tenggara Australia, mengubah langit menjadi oranye. Kondisi tersebut memicu peningkatan kekhawatiran tentang kualitas udara di sana.
Pihak berwenang bagian tenggara Australia kemudian mengeluarkan peringatan kesehatan untuk masyarakat Sydney pada Kamis 22 November 2018 ketika gumpalan debu seluas 500 km (310 mil) mulai mencapai kota.
Banyak daerah di tempat lain di New South Wales (NSW) juga dilaporkan mengalami visibilitas yang buruk.
Advertisement
Pihak berwenang mengatakan badai memicu angin kencang membawa tanah kering.
"Masalahnya diperparah oleh kekeringan yang tengah melanda seluruh negara bagian NSW sejak Agustus," demikian menurut Biro Meteorologi Australia seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/11/2018).
Baca Juga
Melihat kondisi tersebut, para pejabat kesehatan kemudian mendesak penduduk setempat untuk tinggal di dalam rumah, terutama anak-anak, orang tua dan mereka yang memiliki masalah pernapasan.
Heads up! A large dust storm is forecast to move across parts of NSW tomorrow. If you have a respiratory or cardiovascular condition, limit your time spent outdoors and avoid vigorous exercise. Read more about dust storms here: https://t.co/RewkzVYXUY #NSWDustStorm @BOM_NSW pic.twitter.com/FBEC4srq99
— NSW Health (@NSWHealth) November 21, 2018
Seorang penduduk di Broken Hill, sebuah kota yang berjarak 1.100 kilometer di sebelah barat Sydney, mengatakan bahwa badai debu itu telah berlangsung selama berjam-jam pada Rabu 21 November 2018.
"Anda berjalan di luar dan itu ada di mata Anda dan itu hanya perasaan yang sulit," kata Matt Whitlum kepada BBC.
"Anginnya juga sangat kuat sehingga kau harus menahan pintu mobil agar terbuka atau akan menutup kembali menghantam wajahmu," ujar Matt Whitlum.
Peramal cuaca mengatakan belum jelas seberapa parah badai debu akan mempengaruhi Sydney. Kendati demikian telah ditarik perbandingan menyerupai badai debu intens yang menyelimuti kota itu pada tahun 2009.
Hantaman badai debu 2009 itu menyebabkan ratusan orang menderita kesulitan bernapas, dan membatalkan sejumlah penerbangan menuju salah satu negara bagian di Australia tersebut.
Saksikan juga video berikut:
Badai Debu di India Telab Korban Jiwa
Badai debu juga pernah melanda India. Setidaknya 11 orang di bagian utara negara itu meninggal dunia.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis 10 Mei 2018, peristiwa ini terjadi sepekan setelah badai debu dahsyat menelan korban jiwa dan memicu kehancuran di wilayah yang sama. Menewaskan lebih dari 120 orang, 73 di antaranya dari Uttar Pradesh.
Badai debu India kali ini, yang disertai embusan angin hingga 60 mil per jam, menyapu Uttar Pradesh pada Rabu 9 Mei malam. Terjangannya menghancurkan rumah-rumah dan jaringan listrik.
Akibat terjangan badai debu kedua ini, beberapa desa dan kota di utara India gelap gulita karena angin kencang menumbangkan tiang dan kabel listrik.
"Selain 11 korban tewas, 25 orang cedera," kata seorang pejabat pemerintah.
Empat orang dilaporkan tewas di distrik Etawah, tiga di distrik Mathura dan masing-masing satu korban di kota Agra, Aligarh, Kanpur dan Firozabad di Uttar Pradesh.
Badai debu itu juga menghantam New Delhi dan beberapa bagian di Himachal Pradesh utara dan Rajasthan bagian barat, tetapi dengan embusan angin yang lebih lemah dan tidak ada laporan korban jiwa.
Departemen Meteorologi India mengatakan kondisi badai mereda di India utara.
Pejabat negara bagian Uttar Pradesh lainnya, N. N. Srivastava, mengatakan badai berdampak pada lebih dari 100 juta penduduk. Mereka juga kehilangan sapi, kerbau, dan tanaman.
Sekolah dan perguruan tinggi juga ditutup di beberapa distrik akibat peringatan badai.
Advertisement