Liputan6.com, Seoul - Pejabat di Korea Selatan telah mulai membongkar rumah jagal anjing terbesar di negara itu.
Kompleks Taepyeong-dong di kota Seongnam di selatan Seoul, akan dibersihkan selama beberapa hari ke depan, untuk kemudian diubah menjadi taman umum.
Dikutip dari BBC pada JUmat (23/11/2018), sekitar satu juta anjing dikonsumsi setiap tahunnya, dan para aktivis terus menerus mendesak untuk mengakhiri kebiasaan itu.
Advertisement
Daging anjing pernah dianggap lezat di Korea Selatan, tetapi tradisi itu telah berubah dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga
"Ini adalah momen bersejarah," kata Pengacara Hak-Hak Hewan Korea (KARA) dalam sebuah pernyataan.
"Ini akan membuka peluang lebih luas untuk menutuo rumah potong daging anjing lainnya di seluruh negeri, mempercepat penurunan distribusi tidak beretika secara menyeluruh," lanjutnya.
Kompleks Taepyeong-dong --pemasok utama daging anjing ke berbagai restoran di Korea Selatan-- menampung setidaknya enam rumah jagal, di mana masing-masing mampu memotong beberapa ratus hewan sekaligus.
Kampanye dari Humane Society International (HSI) menggambarkan kondisi di dalam kompleks tersebut sangat "mengerikan". Mereka melaporkan melihat peralatan elektronik yang digunakan untuk membantai anjing, pisau dan mesin pencabut bulu.
"Ini benar-benar terasa seperti momen penting dalam kematian industri daging anjing di Korea Selatan, dan mengirimkan pesan yang jelas bahwa industri ini semakin tidak diinginkan di masyarakat Korea," ujar Nara Kim, juru bicara kelompok terkait.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Tradisi Menyantap Sup Daging Anjing
Setiap musim panas di Korea Selatan, tiga hari ditetapkan sebagai festival khusus, dan hidangan daging anjing disajikan dengan sup yang sangat berbumbu.
Namun, lebih dari satu dekade terakhir, banyak warga Negeri Ginseng memilih untuk menyantap samgyetang (sup ayam) sebagai pengganti menu khusus di perayaan tiga hari tersebut.
Jumlah restoran daging anjing juga telah turun di Korea Selatan. Sebagai contoh, Seoul dulu memiliki 1.500 restoran yang menyajikan hidangan kontroversial ini, tapi kemudian turun menjadi sekitar 700 pada tahun 2015.
Semakin banyak warga Korea Selatan juga memilih untuk memelihara anjing sebagai hewan peliharaan, yang jumlahnya pada 2017 lalu mencapai sekitar seperlima dari keseluruhan penduduk.
Hingga saat ini, tidak ada undang-undang yang mengatur tentang pemotongan hewan konsumsi, sehingga perdagangan anjing untuk konsumsi masih mungkin terjadi.
Namun, banyak juru kampanye Barat dalam beberapa tahun terakhir terus berupaya mengganggu perdagangan daging anjing dengan melakukan beragam aksi protes.
Advertisement