Sukses

Presiden Guatemala Janji Akan Kurangi Angka Kriminal

Presiden Guatemala terpilih Otto Perez Molina telah diambil sumpahnya usai memenangi pemilu November 2011 silam. Perez Molina berjanji akan mengurangi tingginya angka kriminal di negara tersebut.

Liputan6.com, Guatemala City: Presiden Guatemala terpilih Otto Perez Molina diambil sumpahnya usai memenangi pemilu November 2011 silam. Dalam kesempatan tersebut, Perez Molina yang merupakan mantan jenderal militer Guatemala berjanji akan mengurangi tingginya angka kriminal di negara tersebut.

Selain itu, ia juga berjanji untuk mengatasi kasus perdagangan obat bius, kemiskinan dan gizi buruk yang sedang melanda Guatemala. Demikian seperti dilansir laman BBC, Ahad (15/1).

Terpilihnya Molina menjadi catatan tersendiri bagi demokrasi Guatemala. Pasalnya, ia adalah Presiden pertama dari bidang militer sejak pemilu 1986. Ia adalah Ketua Partai Patriotik dari barisan sayap kanan yang menjanjikan untuk mengembalikan keamanan di negara itu dengan pendekatan "tangan besi".

Kasus kriminal terakhir yang muncul adalah aksi penembakan seorang anggota Kongres negara itu bersama saudara lelakinya di pusat kota Guatemala City. Dengan terpilihnya Molina, rakyat Guatemalam berharap ia dapat mengatasi kasus-kasus kriminal tersebut.

Meski harapan banyak digantungkan pada Molina, catatan kritis juga diberikan pada Presiden baru itu. Dia juga sedang disoroti perannya dalam perang sipil yang telah berlangsung selama 36 tahun. Saat itu militer dituding terlibat dalam berbagai aksi kekejaman terhadap warga sipil

Pengamat politik menilai keinginan untuk mengungkap kejahatan masa lalu yang melibatkan pihak militer tersebut akan terhambat dibawah kepemimpinan Molina. Namun Molina yang meninggalkan dunia militer sekitar sepuluh tahun lalu membantah tuduhan yang menyebut dia bertanggung jawab terhadap kejahatan dan pelanggaran HAM.

Molina telah menandatangani perjanjian damai pada tahun 1996 atas nama militer. "Saya berdoa supaya generasi saya adalah yang terakhir yang terlibat dalam perang dan generasi berikutnya adalah yang pertama mengawali perdamaian ini," ujar Molina. (IAN/BBC)
    Video Terkini