Sukses

Pemimpin Tertinggi Militan di Mali Tewas oleh Serangan Tentara Prancis

Serangan tentara Prancis disebut menewaskan pemimpin tertinggi kelompok militan terbesar di Mali.

Liputan6.com, Bamako - Salah satu pemimpin militan utama di Mali tewas dalam serangan oleh pasukan Prancis, kata tentara nasional negara itu.

Amadou Koufa --nama pemimpin militan terkait-- dilaporkan tewas dalam sebuah operasi penyergapan yang dilakukan pada Jumat 23 November, di Kota Mopti di wilayah tengah Mali.

Dikutip dari Time.com pada Minggu (25/11/2018), Prancis sebelumnya menyatakan bahwa Koufa mungkin berada di antara sekitar 30 orang militan yang melawan.

Pemimpin kelompok radikal itu digambarkan sebagai anggota senior Jamaat Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM), yang telah sering melakukan serangan di Mali dan negara tetangga Burkina Faso.

"Saya mengkonfirmasi bahwa Amadou Koufa terbunuh selama operasi," kata juru bicara tentara Mali, Koloner Diarran Kone, kepada kantor berita Reuters, pada Sabtu 24 Nobember. Dia menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Tentara Prancis sebelumnya mengatakan bahwa operasinya menargetkan basis yang dikendalikan oleh Koufa, bukan menyasar sang pemimpin militan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Licin dari Target Serangan

Kelompok JNIM belum membuat komentar publik terkait laporan kematian pemimpin utama mereka.

Sejauh ini, JNIM dilaporkan menguasai sebagian besar bagian utara Mali sejak 2012. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, posisi mereka semakin terdesak oleh operasi militer gabungan antara Prancis dan tentara nasional Mali.

Tidak semua wilayah kekuasaan JNIM berhasil direbut pemerintah, karena eskalasi konflik sulit diterka, dan kelompok militan dikenal licin dari target serangan.

Sememntara itu, keberadaan Prancis terus berlanjut di Mali setelah masa kolonial, di mana kini perannya berubah menjadi mitra pasukan untuk membendung pemberontakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.