Liputan6.com, Krimea - Sebuah kapal perang Angkatan Laut Inggris dikerubungi oleh 17 jet tempur Rusia pada Mei 2018 lalu. Insiden yang baru diungkap baru-baru ini, kata Menteri Pertahanan Inggris, menunjukkan sebuah tindakan "permusuhan yang kurang ajar" dari Rusia di lepas pantai Krimea yang disengketakan.
Kapal AL Inggris HMS Duncan memimpin armada NATO beranggotakan kapal AS dan Prancis melalui Laut Hitam ketika insiden itu terjadi.
Jet-jet Rusia itu terbang begitu dekat sehingga peralatan elektronik mereka bisa dilacak oleh sistem radar kapal Inggris, demikian seperti dikutip dari Sky News, Selasa (27/11/2018).
Advertisement
Menteri Pertahanan Gavin Williamson mengatakan: "Sebagai kapal NATO, HMS Duncan telah menghadapi permusuhan Rusia yang kurang ajar di Laut Hitam dengan jet-jet mereka terbang berdengung di atas. Kapal HMS Duncan juga telah dikuntit oleh kapal mata-mata Rusia dan memainkan peran penting melindungi sekutu NATO ketika Inggris, AS dan Prancis melakukan serangan udara terhadap fasilitas senjata kimia Suriah."
Baca Juga
Insiden itu terjadi menyusul langkah HMS Duncan yang meluncurkan helikopter Merlin Mk2 untuk mencari kapal mata-mata Rusia, yang muncul di radar, dan diduga membuntuti.
Commodore Mike Utley, yang memimpin gugus tugas NATO, mengatakan HMS Duncan mungkin menjadi satu-satunya aset maritim yang melihat "agresi" sebesar itu dalam 25 tahun terakhir.
"Saya pikir taktik mereka (Rusia) naif," katanya. "Apa yang mereka tidak tahu adalah besarnya kapabilitas kapal itu."
"Ketika Anda melihat banyak aktivitas, saya pikir itu memperkuat sifat dari apa yang orang harapkan saat ini dan mengapa ada tantangan dari Rusia."
Rekaman kejadian, yang terjadi pada bulan Mei, telah diperoleh oleh sebuah kru program dokumenter televisi Inggris Channel 5.
Video itu menunjukkan jet mengitari kapal Inggris HMS Duncan sebelum kembali ke wilayah udara Rusia. Salah satu pilot mengirim pesan ke kapal, mengatakan: "Semoga berhasil, teman-teman."
Salah satu pelaut di kapal HMS Duncan mengatakan mereka merasa pesan itu bisa menjadi peringatan, sementara yang lain tetap yakin kapal mereka, yang bersenjatakan 48 rudal, bisa menangani jet-jet Rusia tersebut.
"Mereka Rusia mungkin menganggap kehadiran kita di Laut Hitam merupakan sebuah eskalasi, tentu saja tidak," kata Letnan Komandan James Smith. "Tapi itu tergantung pada bagaimana Anda memutar narasi. Satu hal yang sangat bagus dilakukan oleh Rusia adalah memutar narasi."
Â
Simak video pilihan berikut:
Rusia Tahan Paksa 3 Kapal Ukraina
Pada kabar lain, Militer Rusia dilaporkan menembak dan menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina di Semenanjung Krimea, dalam eskalasi ketegangan yang signifikan antara kedua negara.
Dua kapal perang dan satu unit kapal penarik ditangkap oleh pasukan Rusia, menyebabkan sejumlah awak Ukraina terluka.
Dikutip dari BBC pada Senin 26Â November 2018, kedua negara saling menyalahkan satu sama lain. Hari ini, para anggota parlemen Ukraina akan memberikan suara untuk mengumumkan darurat militer.
Krisis dimulai ketika Rusia menuduh kapal Ukraina secara ilegal memasuki perairannya.
Pada Minggu pagi, kapal perang Berdyansk dan Nikopol Ukraina, serta sebuah kapal tarikan Yana Kapa, mencoba berlayar dari pelabuhan Odessa di Laut Hitam ke Mariupol di Laut Azov.
Ukraina mengatakan, Rusia mencoba mencegat ketiga kapal tersebut, dengan mulai menabrakkan diri ke kapal tarikan yang tengah melaju ke Selat Kerch, tetapi kemudian dicegah oleh kapal tanker.
Tidak tinggal diam, Rusia kemudian mengerahkan dua jet tempur dan dua helikopter ke atas wilayah terkait. Moskow menuduh kapal-kapal Ukraina telah memasuki perairannya secara ilegal, dan mengatakan bahwa lalu lintas ditangguhkan karena alasan keamanan.
Biro keamanan Federal Rusia (FSB) menegaskan bahwa salah satu kapal patrolinya telah menggunakan wewenang wilayah untuk merebut tiga kapal Ukraina, dan mengatakan hanya tiga pelaut yang terluka.
Di lain pihak, Angkatan Laut Ukraina mengatakan bahwa ketiga kapal mereka telah dihantam dan dipaksa berhenti ketika berusaha meninggalkan daerah itu. Berbeda dengan pernyataan FSB, mereka bahwa enam orang awak kapal terluka.
Ukraina mengatakan telah memberitahu Rusia rencananya untuk memindahkan kapal-kapalnya melalui laut ke Mariupol.
Tidak bergeming dengan bantahan Ukraina, Rusia kini menyita seluruh kapal Ukraina di bawah sebuah jembatan di Selat Kerch, satu-satunya akses ke Laut Azov yang dibagi antara kedua negara.
Advertisement