Sukses

5 Puing Ini Bisa Jadi Pintu Masuk untuk Kuak Misteri Malaysia Airlines MH370?

Sejumlah keluarga korban Malaysia Airlines MH370 menyerahkan lima puing yang diyakini berasal dari pesawat nahas itu.

Liputan6.com, Putrajaya - Pada Jumat 31 November 2018, sejumlah keluarga korban Malaysia Airlines MH370 menyerahkan lima puing yang diyakini berasal dari pesawat nahas yang menghilang secara misterius pada 8 Maret 2014 lalu kepada Menteri Transportasi Negeri Jiran, Anthony Loke.

Puing-puing tersebut adalah temuan terbaru terkait MH370, salah satunya termasuk panel lantai pesawat Boeing yang tersapu gelombang ke pantai Madagaskar. Fragmen lainnya adalah sandal berbahan anduk dan tas laptop.

Keluarga korban meminta agar pencarian kapal terbang tersebut dilanjutkan. Mereka juga menuntut agar penyelidikan anyar terkait hilangnya MH370 dibuka. "Lima puing baru ditemukan di pesisir Madagaskar, termasuk salah satunya yang labelnya masih bisa dibaca," kata V.R. Nathan, yang istrinya, Anne Daisy, berada di dalam MH370, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (1/12/2018).

"Kami ingin agar pemerintah terus mencari puing-puing MH370, menyatukannya seperti puzzle, sehingga didapatkan petunjuk tentang apa yang terjadi dengan pesawat tersebut."

Sementara, putrinya, Grace Subathiari Nathan mengatakan pada para jurnalis bahwa puing-puing tersebut ditemukan antara Desember 2016 dan Agustus 2018.

Perempuan itu menggambarkan temuan tersebut sebagai sebuah "terobosan besar".

"Fakta bahwa puing-puing masih terbawa ombak hingga kini berarti bahwa investigasi harus tetap dilakukan," kata dia. "Seharusnya tidak diakhiri."

Sementara, Menteri Anthony Loke mengatakan, pemerintah Malaysia akan mempertimbangkan pencarian lanjutan jika ditemukan petunjuk yang kredibel.

"Kami terbuka pada masukan, namun harus ada petunjuk kredibel sebelum kami bisa memutuskan.

Lebih dari puing pesawat diduga bagian dari MH370 ditemukan di sejumlah tempat di dunia. Namun, hanya tiga fragmen sayap, yang ditemukan di pesisir Samudera Hindia, yang dikonfirmasi merupakan bagian dari kapal terbang milik maskapai Malaysia itu.

Salah satu yang terkonfirmasi adalah bagian sayap sepanjang 2 meter yang disebut sebagai flaperon.

Pesawat Boeing 777 penerbangan MH370 hilang pada beserta 239 orang yang ada di dalamnya.

Laporan resmi yang dirilis Juli lalu, pasca-penyelidikan panjang dan pencarian tanpa hasil yang menghabiskan dana 144,8 juta dolar Australia, tak memberikan jawaban pasti mengapa MH370 bisa hilang. Kemarahan keluarga korban pun tersulut.

Pemerintah baru Malaysia, yang dipimpin Perdana Menteri Mahathir Mohamad berjanji akan melanjutkan pencarian jika ditemukan bukti baru yang meyakinkan.

Menghilangnya MH379 memicu pencarian besar-besaran dalam sejarah dunia penerbangan. Namun, penyisiran di area seluas 120 ribu kilometer di Samudera Hindia gagal menemukan pesawat yang hilang.

Perburuan yang dipimpin Australia dihentikan pada Januari tahun lalu.

Perusahaan eksplorasi AS Ocean Infinity melanjutkan pencarian di lokasi yang berbeda pada awal tahun ini, dengan janji "tak perlu bayar jika tidak ketemu" menggunakan drone berteknologi tinggi untuk menjelajahi dasar laut.

Namun, pencarian MH370 itu akhirnya dihentikan dalam beberapa bulan karena tak berhasil menemukan apapun.

 

2 dari 2 halaman

Spekulasi

Pekan ini, seorang matematikawan, mengklaim telah menemukan titik lokasi kecelakaan di Samudra Hindia, lebih jauh ke utara daripada yang diyakini semula.

Sementara itu, pada awal bulan November, seorang pemburu pesawat mengaku telah menyatukan citra satelit MH370, yang ia yakini, mengarah ke jantung hutan rimba Kamboja.

Ada banyak teori seputar hilangnya penerbangan MH370 secara misterius, termasuk orang-orang yang menyalahkan Vladimir Putin dan Korea Utara.

Teori lain yang baru-baru muncul adalah dugaan bahwa 'peretas' bisa 'membuka pintu kokpit, mencekik semua orang yang ada di dalamnya, untuk membajak pesawat Malaysia Airlines yang hilang, demikian menurut ahli penerbangan Jeff Wise.

Spekulasi lain menyebut, pilot, Kapten Zaharie Ahmad Shah, merencanakan insiden itu.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull salah satu pendukung teori itu. "Sangat mungkin bahwa kapten penerbangh merencanakan peristiwa mengejutkan ini," kata dia.

Dia mengklaim bahwa pilot ingin "menciptakan sebuah misteri terbesar di dunia."