Liputan6.com, Seoul - Seorang tentara Korea Utara telah membelot ke Korea Selatan dengan melintasi perbatasan di zona demiliterisasi (DMZ) pada pekan ini, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Aksi pembelotan itu terjadi di mana kedua negara telah memindahkan pos-pos pertahanannya untuk mengurangi ketegangan militer dan membangun kepercayaan.
Pembelot itu, yang belum disebutkan namanya, terlihat bergerak menuju garis demarkasi, kata militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, demikian seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (2/12/2018).
Advertisement
Setelah melintas ke perbatasan Korea Selatan, prajurit Korea Utara itu dikawal ke tempat yang aman dan, seperti semua pembelot, akan diselidiki.
Belum ada respons yang tidak biasa terhadap pembelotan terbaru dari pasukan Korea Utara di daerah itu, kata pejabat Korea Selatan.
Baca Juga
Peristiwa itu terjadi ketika kedua negara mulai memindahkan pos dan ranjau dari beberapa daerah di sepanjang perbatasan, dan merencanakan pencarian bersama pertama untuk sisa-sisa tentara yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953.
Sekitar 30.000 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Selatan sejak akhir konflik itu, sebagian besar bepergian melalui China. Pyongyang sering menuduh Seoul melakukan penculikan atau menyuap warga untuk membelot.
Meskipun pembelotan di DMZ jarang terjadi, mereka kadang-kadang memicu provokasi unjuk kekuatan dari Korea Utara, membawa risiko eskalasi di daerah yang dipenuhi tentara dan senjata.
Tahun lalu tentara Korea Utara menembaki pembelot Oh Chong-song saat dia berlari melintasi perbatasan. Ia nyaris tewas dan menghabiskan beberapa bulan di rumah sakit. Satu bulan kemudian, seorang tentara lainnya melintasi perbatasan dengan memanfaatkan kondisi kabut tebal.
Pembelotan terbaru juga terjadi di tengah pencairan tensi antara Selatan dan Utara.
Pada bulan September 2018, kesepakatan dicapai untuk mengurangi ketegangan militer. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, telah bersemangat untuk terus maju dengan memperkuat hubungan dan membangun hubungan ekonomi dengan Korea Utara, bahkan tanpa kemajuan dalam pembicaraan denuklirisasi yang lebih luas.
Sebagai bagian dari upaya ini, Korea Selatan bulan lalu juga mengirim kereta ke Korea Utara untuk pertama kalinya dalam satu dekade untuk melakukan survei jalur kereta api yang menghubungkan kedua negara.
Simak video pilihan berikut:
Korea Utara Hancurkan 10 Pos Militer di Perbatasan Dekat Korea Selatan
Bulan lalu, Korea Utara telah menghancurkan sejumlah instalasi militernya sendiri yang terletak di dekat perbatasan Korea Selatan. Penghancuran itu merupakan bagian dari kesepakatan kedua negara untuk meredakan ketegangan militer di perbatasan dan secara luas, di kawasan Semenanjung Korea.
Pada 20 November 2018, sekitar pukul 15.00 sore waktu setempat --zona waktu yang baru-baru ini selaras dengan Korea Selatan sebagai bagian dari upaya perdamaian yang sedang berlangsung-- Korea Utara meledakkan 10 pos penjagaan di dekat zona demiliterisasi yang membagi kedua negara, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Pyongyang dikatakan telah memberi tahu Seoul sebelum penghancuran itu, guna menyusul pembongkaran pos penjaga Korea Selatan awal pekan ini.
Itu merupakan tindak lanjut atas kesepakatan yang dibuat pemimpin kedua negara dalam pertemuan pada September 2018 lalu, di mana Pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in sepakat untuk melakukan perlucutan senjata dan pos militer di zona demiliterisasi.
Berdasarkan tindak lanjut kesepakatan pada akhir Oktober 2018, Korea Utara dan Selatan setuju untuk menghapus 10 pos dan mempertahankan satu di kedua sisi perbatasan. Mereka juga menarik pasukan dan peralatan dari pos-pos tersebut.
Korea Selatan memiliki sekitar 60 pos seperti itu di sepanjang perbatasan sementara Korea Utaramemiliki sekitar 160, kata kantor berita Korsel Yonhap.
Desa gencatan senjata di perbatasan Panmunjom --atau yang bernama resmi Joint Security Area (JSA)-- adalah satu-satunya tempat di perbatasan sepanjang 250 km di mana para tentara dari kedua Korea dan Komando PBB yang dipimpin AS berhadapan muka.
Tetapi, sebagai bagian dari gerakan rekonsiliasi terbaru, kedua Korea bulan lalu memindahkan semua senjata dan pos penjaga dari daerah itu, meninggalkannya diawaki oleh 35 personel tak bersenjata dari masing-masing pihak.
Advertisement