Liputan6.com, New York - Kurang dari sebulan lagi, 2019 akan menjelang. Ada banyak harapan baik di tahun baru. Di sisi lain, ada juga yang bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Salah satunya munculnya asteroid atau batu angkasa raksasa yang bisa mengancam Bumi dan kehidupan manusia di dalamnya.Â
Prediksi tersebut marak diberitakan pada 2002 silam, menyusul ditemukannya Asteroid 2002 NT7. Batu angkasa situ memiliki diameter sekitar 1 mil atau 1,6 kilometer. Bahkan ada yang menyebut lebih besar.Â
Sebagai perbandingan, gedung tertinggi di dunia memiliki tinggi 0,82 km. Sementara, gedung World Trade Center baru di New York menjulang 'hanya' 0,53 km.
Advertisement
Baca Juga
Jika tubrukan sampai terjadi, konon asteroi
Awan debu tebal yang diakibatkannya diperkirakan bisa membuat bumi gelap gulita selama satu bulan.
Seperti dikutip dari Telegraph, Juli 2002 silam, sejumlah ahli mengungkapkan, batu angkasa itu berpotensi menabrak Bumi pada 1 Februari tahun depan.Â
Sementara itu, dalam artikel yang dimuat Spacedaily, sejumlah peneliti yang berasal dari Inggris dan AS menyebut, insiden tersebut bisa membawa manusia ke ambang kepunahan bahkan kiamat.
Para ahli itu menemukan asteroid 2002 NT7 pada 5 Juli 2002. Mereka lalu memperkirakan, peluang batu angkasa itu menghantam Bumi pada 1 Februari 2019 adalah 1 banding 60.000.
Ini Kata NASA
Tak lama setelah kabar itu beredar, NASA langsung mengeluarkan pernyataan. Badan Antariksa Amerika Serikat menyatakan bahwa peluang asteroid 2002 NT7 menghantam bumi pada 2019 sangatlah kecil dan tidak terlalu genting untuk dikhawatirkan.
"Ancamannya sangat kecil, dengan kemungkinan 1 berbanding 250.000. Perbandingan itu sangat kecil," kata Manajer Program Near-Earth Object untuk Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Don Yeomans dalam wawancara di laman resmi NASA pada 30 Juli 2002.
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology memang telah merevisi peluangnya menjadi 1 banding 250.000. Namun, masihkah asteroid itu jadi ancaman tahun 2019?
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tanggapan Ahli
Senada dengan NASA, Karen Masters, associate professor di Haverford College Pennsylvania) juga menyatakan bahwa kecil kemungkinan asteroid 2002 NT7 akan menghantam Bumi pada 2019 atau 2-3 tahun mendatang.
Bahkan, ia memperkirakan bahwa asteroid 2002 NT7 tak lagi berpotensi menimbulkan ancaman bagi Bumi.
Astronom lulusan Cornell University Amerika Serikat dan Oxford University Inggris itu memberikan penjelasan tertulis dalam laman resmi Cornell University:
"Menurut kalkulasi 2004 (pembaruan atas kalkulasi 2002), kemungkinan asteroid itu menghantam Bumi adalah 1 berbanding 100.000 yang masuk dalam kategori berisiko sangat minim," kata Masters.
"Per data Juli 2015 (yang dihimpun oleh Masters dari Cornell University, NASA dan beberapa lembaga lain), asteroid itu TIDAK akan bertabrakan dengan Bumi dalam waktu dekat."
"Menurut kalkulasi (tahun 2015), pada 15 Januari 2099, asteroid itu (2002 NT7) akan berjarak 0,37 AU (astronomical unit) dari Bumi (atau lebih dari 100 kali jarak Bumi ke Bulan, yakni sekitar 384-400 juta km). Dan itu adalah jarak terdekatnya dengan Bumi hingga setidaknya tahun 2199," jelas Masters.
"Asteroid 2002 NT7 pun juga sudah tidak dianggap ancaman berbahaya bagi Bumi ... karena, berdasarkan data dan model kalkulasi yang ada, 2002 NT7 tidak akan menabrak Bumi."
"Lantas, bagaimana jika ternyata benar-benar ada sebuah asteroid yang berada di lintasan yang berpotensi menabrak Bumi? Lembaga Antariksa Nasional akan mengeluarkan peringatan sejak beberapa tahun sebelumnya. Dan dengan teknologi yang terus dikembangkan, ilmuwan bisa membelokkan atau menghancurkan objek itu saat masih berada di angkasa luar," lanjutnya.
Masters juga mengimbau agar publik tidak gampang termakan pemberitaan media dan harus terus bersikap skeptis.
Ia menganjurkan agar publik meninjau situs-situs resmi badan antariksa nasional setempat atau badan antariksa asing seperti laman Asteroid Watch dan Near-Earth Object Program yang dikelola NASA, agar tidak termakan tentang informasi atau berita hoaks seputar asteroid yang menghantam Bumi.
Advertisement