Sukses

Presiden Filipina: Saya Pakai Ganja untuk Tetap Terjaga, tapi...

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa dirinya menggunakan ganja untuk tetap terjaga.

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang perang kontroversialnya terhadap narkoba telah membunuh ribuan orang sejak ia mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016, mengatakan bahwa dirinya menggunakan ganja untuk tetap terjaga di tengah kegiatannya yang padat.

Tapi, beberapa waktu setelah itu, Duterte menarik pernyataannya, dengan mengatakan bahwa hal tersebut hanyalah kelakar semata, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (4/12/2018).

Sebelumnya, Duterte yang berpidato dalam sebuah agenda, mengeluhkan tentang kegiatannya yang padat dan menjelaskan bahwa ia tak bisa menangani hal tersebut. Ia memberikan contoh pada agendanya dalam KTT ASEAN di Singapura pada November 2018 lalu.

"Jangan bilang-bilang, tapi (Sultan Brunei Darussalam Hassanal) Bolkiah selalu tertidur, tapi dia punya bakat (untuk tetap terjaga) ... Anda tidak memperhatikan saja," kata Duterte.

"Kegiatan itu adalah aktivitas yang dapat membunuh Anda," kata Duterte mereferensi agenda padat dalam KTT ASEAN.

"Saya tidak sering tertidur karena saya menggunakan mariyuana (ganja) untuk tetap terjaga," katanya, "Bagi yang lain, itu tidak mungkin."

Namun, usai pidatonya, Rodrigo Duterte mengatakan kepada para wartawan bahwa pernyataannya tentang menggunakan ganja, hanya kelakar semata.

Terlepas benar atau tidaknya, komentar itu pasti akan membuat keluarga korban yang tewas dalam operasi perang terhadap narkotika di Filipina merasa kesal, kata peneliti hak asasi manusia. Ganja ilegal di Filipina, tak seperti negara lain yang telah melegalkannya dan mengkategorikannya sebagai stimulan.

Perang kontroversial yang diterapkan Duterte terhadap narkoba telah menewaskan hampir 5.000 tersangka pengedar narkoba dan pengguna sejak ia menjabat pada tahun 2016.

"Ini pasti akan membuat keluarga semakin marah," kata Carlos Conde, seorang peneliti Filipina untuk Human Rights Watch yang berbasis di New York. "Ada ketidakselarasan antara apa yang diperjuangkan presiden dengan apa yang ia katakan."

Pada KTT ASEAN bulan lalu di Singapura, Rodrigo Duterte melewatkan beberapa pertemuan dan acara untuk melakukan tidur siang, menurut juru bicaranya Salvador Panelo.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Presiden Filipina Melewatkan 4 Agenda KTT ASEAN demi Tidur

Sebelumnyo, Presiden Filipina Rodrigo Duterte melewatkan sejumlah agenda KTT ke-33 ASEAN di Singapura pada November lalu demi tidur.

Duterte, para pemimpin negara ASEAN dan Mitra ASEAN tengah berada di Singapura untuk menghadiri KTT ke-33 organisasi negara-negara se-Asia Tenggara tersebut.

Selain agenda utama sidang KTT ASEAN dan pertemuan dengan Mitra ASEAN, perhelatan itu juga menjadi ajang para pemimpin negara untuk menggelar pertemuan bilateral.

Filipina, yang merupakan anggota ASEAN, juga mengikuti jadwal padat agenda utama dan agenda sela dalam pertemuan tahunan itu. Namun tampaknya, Presiden Duterte absen pada beberapa kesempatan.

Juru bicara sang presiden mengatakan, Duterte melewatkan empat agenda yang dijadwalkan hari Rabu 14 November, karena "harus tidur."

Secara pribadi, Duterte pun membela tindakannya sendiri, dengan mengatakan, "Ada yang selah dengan tidur siang yang saya lakukan?" ujarnya seperti dikutip dari BBC, Kamis 15 November 2018.

"Tidur siang itu ... lumayan untuk menjaga daya tahan tubuh selama beberapa hari ke depan," ujar Duterte.

Faktor kesehatan sang presiden yang berusia 73 tahun itu digadang-gadang sebagai alasan dirinya tak mengikuti sejumlah agenda. Oktober lalu, Duterte sempat dikabarkan menderita kanker. Namun dalam sebuah perkembangan terbaru, Istana Malacanang mengatakan bahwa Duterte dalam kondisi sehat.

Juru Bicara Kepresidenan, Salvador Panelo mengatakan, "presiden bekerja hingga larut dan tidur hanya tiga jam." Ia juga menegaskan kembali bahwa kondisi kesehatan Duterte bukan menjadi penyebab utama dirinya melewatkan agenda dalam KTT ASEAN.

"Presiden terus menembus batas jam kerjanya, dan itu bukti bahwa ia dalam kondisi prima," kata Panelo dalam sebuah pernyataan tertulis.

Duterte sebelumnya mengakui bahwa dia lelah dan siap untuk berhenti menjadi presiden Filipina, tetapi, mengatakan dia belum menemukan pengganti yang cocok.