Liputan6.com, Seoul - Muncul kabar bahwa Korea Utara tengah memperluas pangkalan rudal penting, yang akan menjadi salah satu situs paling mungkin untuk mengarahkan serangan balistik antarbenua hingga mencapai Amerika Serikat (AS).
Kabar tersebut disampaikan oleh dua ahli pada program rudal Korea Utara pada Kamis 6 Desember, yang mengutip penelitian baru berdasarkan citra satelit.
Dikutip dari The Straits Times pada Jumat (7/12/2018), kegiatan di pangkalan rudal Yeongjeo-dong --dekat perbatasan Korea Utara dengan China-- dan perluasan fasilitas rudal baru sejauh 11 kilometer, adalah indikasi terbaru bahwa Pyongyang terus meningkatkan kemampuan rudalnya, kata Dr Jeffrey Lewis dan David Schmerler dari Institut Studi Internasional Middlebury di Monterey, California.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan tersebut datang di tengah klaim berulang oleh Presiden Donald Trump tentang kemajuan dalam upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Dr Lewis dan Schmerler mengatakan mereka masih tidak yakin apakah Yeongjeo-dong dan fasilitas baru yang sedang dibangun di dekat Hoejung-ni, keduanya di daerah pegunungan dekat perbatasan pusat Korea Utara dengan China, adalah pangkalan atau bagian terpisah dari operasi tunggal yang lebih besar.
Tetapi, fakta bahwa seluruh lokasi terkait berada di area strategis, dinilai ideal untuk "basis rudal jarak jauh", keduanya mengatakan dalam sebuah laporan resmi.
"Pangkalan itu terletak di pedalaman Korea Utara, yang dilindungi oleh perbatasan China," kata mereka.
"Ini adalah lokasi yang membuat kita percaya bahwa wilayah umum adalah kandidat kuat untuk penyebaran rudal masa depan yang dapat menyerang Amerika Serikat," tambah mereka yakin.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Dicurigai Sejak Lama
Perencana militer di Seoul dan Washington telah lama menduga bahwa Korea Utara akan mengerahkan ICBM (sistem rudak jarak jauh) miliknya sedekat mungkin dengan China, untuk mengurangi kemungkinan serangan preemptif dari Amerika Serikat.
"Ini adalah salah satu lokasi penting di Korea Utara militer, kami sedang mengupayakan kerja sama penyelidikan dengan Amerika Serikat," ujar Kolonel Roh Jae-cheon, juru bicara militer Korea Selatan.
Dalam laporan yang dipublikasikan bulan lalu, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Washington, Centre for Strategic and International Studies, mengatakan telah menemukan lebih dari belasan pangkalan rudal Korea Utara masih beroperasi.
Dengan menggunakan citra satelit, Dr Lewis dan Schmerler menemukan terowongan di Yeongjeo-dong yang mungkin digunakan untuk menyimpan rudal dan pembangunan markas baru, serta sepasang tempat perlindungan drive-thru di Hoejung-ni, yang cocok untuk misil balistik besar.
Keduanya juga mengklaim telah menemukan tanda "fasilitas bawah tanah yang sangat besar" di bawah konstruksi tanah lembah yang sempit.
Advertisement