Sukses

Tahukah Kamu, 6 Buah dan Sayur Ini Konon Buatan Tangan Manusia

Beberapa jenis buah dan sayur berikut, konon, diciptakan sendiri oleh manusia.

Liputan6.com, Prague - Tahukah Anda bahwa sejumlah buah, kacang-kacangan, dan sayur yang biasa kita konsumsi sehari-hari, adalah hibrida buatan manusia? Jenis makanan ini diciptakan melalui pembiakan selektif, yakni suatu proses di mana hanya tanaman dengan sifat menguntungkan yang bisa ditanam kembali.

Dalam kasus yang jarang terjadi, serangga adaalah 'pihak' yang bertanggung jawab untuk menciptakan buah dan sayuran hibrida melalui penyerbukan silang. Namun, hewan tersebut tidak akan mampu melakukan penyerbukan silang pada tumbuhan, jika manusia tidak menanam minimal satu jenis tanaman serupa dalam satu area.

Lalu, buah dan sayur apa saja yang konon merupakan buatan tangan manusia dan tidak berkembang biak secara alami? Berikut 6 di antaranya, sperti dikutip dari listverse.com, Rabu (12/12/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 7 halaman

1. Stroberi

Stroberi modern adalah hibrida buatan manusia dari stroberi liar yang lebih kecil, yang memiliki umur simpan lebih pendek, serta rasa dan aroma yang lebih baik.

Stroberi modern pertama kali muncul di Prancis pada Abad ke-18 melalui proses hibridisasi, yang sebenarnya sudah dimulai jauh lebih awal.

Pada tahun 1300-an, ahli botani Prancis mulai menanam stroberi liar di kebun mereka, ketika mereka menyadari bahwa stroberi liar bisa direproduksi dengan sistem kloning.

Anehnya, beberapa di antaranya tidak pernah menghasilkan buah, setengah di antaranya tiba-tiba berhenti mengkloning diri mereka, dan menghasilkan buah setelah beberapa tahun.

Prancis berhasil menciptakan stroberi liar yang berukuran 15-20 kali dari ukuran normal buah berwarna merah itu, tetapi jumlahnya masih sangat sedikit.

Sementara itu, ilmuwan Prancis, Antoine Nicolas Duchesne, menciptakan stroberi modern pada 6 Juli 1764, ketika ia menyilangkan sebuah stroberi jantan Fragaria moschata (spesies asli Eropa) dengan stroberi betina Fragaria chiloensis dari Chili.

Sebelum Duchesne menciptakan stroberi hibrida, ahli botani Prancis lainnya tidak pernah menyadari bahwa stroberi memiliki kelamin. Inilah yang menyebabkan banyak tanaman tidak pernah menghasilkan buah, karena periset hanya menanam satu jenis saja, jantan atau betina.

Di sisi lain, Duchesne terus mengerjakan penelitiannya sampai Revolusi Prancis dan meneruskannya pada para ahli botani Amerika dan Inggris untuk menyempurnakan stroberi modern.

3 dari 7 halaman

2. Wortel

Wortel tidak selalu berwarna oranye. Wortel alami berwarna putih atau ungu, dan mungkin tidak bisa dimakan. Ada laporan yang menyebut bahwa wortel putih atau dikenal sebagai lobak, dikonsumsi selama era Kekaisaran Romawi.

Akan tetapi, sejarawan percaya bahwa buah sayur ini bisa menjadi parsnip (tanaman umbi-umbian yang serupa dengan wortel, tapi rasanya manis dan seperti kacang, warnanya putih keruh hingga kuning pucat) atau lobak, dan bahkan keduanya.

Wortel yang berwarna oranye adalah hibrida dari wortel kuning, yang merupakan hibrida dari wortel putih. Leluhur awal dari wortel konsumsi modern muncul di Persia pada Abad ke-10.

Beberapa orang mengatakan, warnanya putih, namun ada pula yang menyebutkan ungu. Tidak seperti wortel kebanyakan pada zaman sekarang, umbi-umbian itu memiliki akar yang lebih kecil dan halus.

Bangsa Persia kala itu, secara selektif, mengembangbiakan wortel dengan akar berukuran besar, hingga pada akhirnya, wortel dengan akar tunggal. Saat pembiakan terus dilakukan, wortel bermutasi dari putih atau ungu menjadi kuning, dan kemudian oranye.

Pembiakan selektif tersebut terus berlanjut sampai zaman modern, demi memperbaiki kualitas rasa dan warnanya.

4 dari 7 halaman

3. Jeruk Tangelo

Tangelo (Cushman honeybells) adalah hibrida buatan manusia dari jeruk keprok (Citrus tangerina) dan jeruk Bali (Citrus × paradisi). Namun, masih banyak orang yang bingung untuk membedakan jeruk tangelo dengan jeruk keprok, mandarin, dan jeruk oranye biasa.

Ilmuwan menjelaskan, ada berbagai jenis tangelo dan semuanya tidak selalu dihasilkan dari perkawinan antara jeruk keprok dan jeruk Bali. Salah satu varian yang paling umum adalah Minneola tangelo: hibrida dari jeruk keprok dan jeruk Bali Duncan (atau Duncan grapefruit).

Hasil lain yang berhasil diciptakan yakni dengan menyilangkan jeruk mandarin dengan jeruk Bali, yang secara teknis membuat warna kulit tangelo menjadi oranye.

Tangelo diyakini muncul pertama kali di hutan Asia Tenggara pada 3.500 tahun lalu, ketika serangga menyerbuki perkawinan silang antara jeruk mandarin dengan buah yang diyakini erat sebagai jeruk Bali.

Namun, jeruk tangelo yang bisa ditemukan di pasaran akhir-akhir ini adalah hasil dari program pemuliaan selektif yang dimulai pada 1800-an. Pihak yang memberdayakan buah jenis ini adalah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), yang menciptakan Minneola tangelo dan dijual di seluruh Amerika Serikat.

USDA merilis benih dari Minneola tangelo pada tahun 1931. Namanya diambil dari kota Minneola, Florida.

5 dari 7 halaman

4. Boysenberry

Boysenberry (Rubus ursinus × R. idaeus) adalah salah satu buah yang mungkin belum pernah Anda dengar. Pada zaman dulu, buah ini amat populer.

Boysenberry pertama diciptakan oleh Rudolph Boysen pada tahun 1920-an. Pada awal mula kemunculannya, buah ini dianggap sebagai varian dari blackberry, meskipun sebenarnya boysenberry adalah hibrida dari blackberry, namun bentuknya memang terlihat mirip dengan loganberry dan raspberry merah.

Faktanya, boysenberry bahkan bisa dibentuk dari perpaduan persilangan ketiganya --blackberry, loganberry dan raspberry merah. Ada klaim yang menyebut bahwa boysenberry sebenarnya adalah persilangan antara dewberry Timur dan loganberry buatan manusia.

Loganberry dibuat pada 1881, ketika James Logan menyilangkan raspberry dengan blackberry liar. Namun, boysenberry beda dari dua spesies tersebut. Hal ini disebabkan oleh umur simpannya yang singkat.

Boysenberry akan busuk hanya dua hari setelah dipanen. Banyak petani buah mencoba memperpanjang usia penyimpanan boysenberry dengan cara mengirimnya sesegera mungkin ke konsumen setelah dipetih dari pohonnya.

Namun, usaha ini pun menemui kegagalan, karena boysenberrie muda rasanya asam. Kini, Anda hanya bisa mendapatkan boysenberry dari tangan pertama langsung atau produsennya.

6 dari 7 halaman

5. Almond

Tahukah Anda bahwa almond yang kini banyak dijual di toko adalah hibrida buatan manusia dari almond liar? Almond liar cenderung memiliki rasa yang pahit dan bisa mematikan ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.

Sejarah kemunculan almond untuk pertama kalinya masih tidak jelas. Para ilmuwan juga tidak dapat menentukan varian almond liar yang dibiakkan secara selektif untuk menciptakan almond modern.

Para peneliti menduga bahwa leluhur almond liar adalah Amygdalus fenzliana (Fritsch) Lipsky, karena pohon, biji, dan buahnya menyerupai almond modern. Fakta tersebut juga ditemukan di Armenia dan Azerbaijan, di mana almond modern diyakini telah dibiakkan secara selektif oleh manusia.

Selain asal usulnya yang belum diketahui secara jelas, para ilmuwan pun tidak dapat menentukan bagaimana nenek moyang manusia berhasil menciptakan almond yang rasanya manis dan layak konsumsi, sebab pada dasarnya, almond itu beracun.

7 dari 7 halaman

6. Pisang

Pisang adalah hibrida buatan manusia dari spesies pisang liar Musa acuminata dan Musa balbisiana. Musa acuminata daging yang tebal, tetapi rasanya sangat tidak enak. Sedangkan Musa balbisiana memiliki rasa yang enak, tetapi daging buahnya banyak bijinya.

Kedua pisang alami itu disilangkan di hutan Asia Selatan. Namun, pisang yang dihasilkan --yang merupakan nenek moyang dari pisang modern-- sifatnya steril atau tidak bisa berbuah.

Sekitar 10.000 tahun yang lalu, manusia purba menemukan hibrida dan mengetahui bahwa mereka dapat menanam kembali tunas pisang untuk menumbuhkan pohon baru. Mereka melakukan pembiakan selektif dan hanya menanam pisang dengan sifat yang baik. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab terciptanya pisang modern.

Meskipun mereka berhasil menciptakan pisang yang sempurna, namun manusia belum dapat menemukan cara untuk menanam pisang dari bijinya. Ketiadaan benih juga menunjukkan bahwa semua pisang memiliki sifat genetik yang sama, seperti ketika ditanam kembali dari tunas pohonnya.

Akibatnya, semua pohon pisang dunia bisa dihancurkan oleh satu penyakit. Sedangkan fakta mengejutkan lainnya, yaitu pisang akan punah jika kita berhenti menanamnya.