Liputan6.com, Seoul - Masyarakat Korea Selatan, sejak beberapa bulan terakhir, dikabarkan telah membeli puluhan ribu masker pelembab wajah bergambar Kim Jong-un pada kemasannya.
Produk bermerk "unification moisture nuclear masks" dan berjuluk "masker nuklir" itu menampilkan gambar pemimpin Korea Utara yang tersenyum mengenakan masker lembaran putih pada kemasannya, demikian seperti dikutip dari Sky News, Rabu (12/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Slogan-slogan bergaya propaganda juga muncul pada tiap kemasan, bertuliskan, "Hidup kelembaban untuk semua perempuan di (Korea) Utara dan Selatan!"
Masker itu dijual seharga 4.000 won (Rp 51.740 berdasarkan kurs saat ini).
Sejak produk itu diluncurkan oleh perusahaan perawatan kulit 5149 pada bulan Juni, lebih dari 25.000 dilaporkan dijual di Korea Selatan, yang dikenal karena kecintaannya pada produk kecantikan. Laris manis di pasaran.
These Kim Jong Un face masks are flying off the shelves in South Korea. Dubbed "nuke" masks, they will relieve the tension in your skin by moisturizing it with mineral water from Mt. Paektu, manufacturer claims. pic.twitter.com/s4l9lfugXx
— Sam Kim (@samkimasia) December 11, 2018
Masker itu mengklaim mengandung air mineral pelembab dari Pegunungan Paektu, gunung berapi aktif yang sakral di perbatasan China dan Korea Utara, yang sempat disambangi Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in usai melakukan pertemuan puncak September lalu.
Berkat produk itu, banyak orang Korea Selatan tampaknya telah mengabaikan citra tiran pada wajah Kim Jong-un, dan kini memanggilnya imut dan lucu di media sosial --meskipun tindakan itu adalah pelanggaran hukum di Negeri Ginseng.
Menurut undang-undang di Korsel tahun 1948, adalah ilegal untuk "memuji, membangkitkan, atau menyebarkan kegiatan organisai anti-pemerintah Republik Korea (nama resmi Korsel)." Pemerintah Korea Selatan belum memberikan tanggapan atas peredaran masker atau komentar positif tentang Kim Jong-un tersebut.
Simak video pilihan berikut:
Titik Balik Hubungan Selatan - Utara
Tahun ini telah menjadi titik balik dalam hubungan mereka, dengan Tuan Kim dan Tuan Moon bertemu tiga kali pada tahun 2018 --dua kali di perbatasan antara kedua negara dan satu kali di Pyongyang.
Pada pertemuan terakhir mereka pada bulan September, Kim mengatakan akan pergi ke Seoul "pada tanggal-tanggal awal" setelah diundang berkunjung pada akhir 2018.
Namun, sejak saat itu Korea Utara tidak menyebutkannya lagi dan ada banyak spekulasi di Selatan mengenai apakah dia akan memenuhi janjinya.
Seperti halnya kunjungan pemimpin Korea Utara ke China pada Maret 2018, tidak mungkin publik akan mengetahui tentang kunjungan itu sampai setelah itu terjadi.
Advertisement