Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Jumat, 14 Desember 2018, warga Pekalongan, Jawa Tengah tiba-tiba dihebohkan dengan suara misterius yang meraung di langit. Menurut salah seorang warga Pekalongan, Saidah (41), suara raungan mirip pesawat itu terdengar sangat keras dan berdurasi hampir 1 menit.
Saidah mengaku mendengar suara misterius tersebut pada pukul 00.30 WIB, saat dia akan melaksanakan salat tahajud. Tak hanya di rumahnya, suara tersebut juga terdengar di beberapa daerah di Pekalongan, seperti Krapyak (Pekalongan Utara).
Advertisement
Baca Juga
Suara misterius bukan kali ini terjadi. Pada bulan September 2015, Jakarta sempat dibuat heboh oleh suara bergemuruh yang menggema di langit wilayah Condet, Jakarta Timur.
Meskipun suara tersebut hanya terdengar di wilayah setempat, namun banyak yang merekam kejadian itu dan diunggah ke platform pengunggah video. Kontan, rekaman tersebut pun menjadi viral dan memantik bahan perbincangan hangat warganet di jejaring sosial.
Salah satu video yang banyak ditonton adalah video dari pemilik akun bernama Elvan Dany Sutrisno. Di video yang berdurasi hampir 20 detik itu, tampak suasana langit Condet disusul dengan gemuruh suara misterius dengan frekuensi tinggi dan rendah, yang diyakini sebagai terompet sangkakala.
Selain di Tanah Air, fenomena alam nan aneh itu pernah terjadi di beberapa belahan Bumi lain, seperti di langit di sejumlah kota di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, hingga Australia.
Berikut 3 kisahnya, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com, Senin (7/12/2018).
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Suara 'Sangkakala' di Amerika
Suara aneh dan mengerikan datang dari langit benua Amerika. Berupa dengungan keras, memekakkan telinga, tak beraturan. Mirip latar film horor yang niscaya membuat merinding siapapun yang mendengarnya.
Bunyi misterius yang mirip tiupan sangkakala atau terompet itu datang di siang hari, juga tengah malam. Dari mana asalnya, belum diketahui. Video-video merekam kemunculannya di belahan dunia berbeda: Kanada, Ukraina, Amerika Serikat, Jerman, dan Belarus selama hampir 1 dekade.
Video pertama suara mengerikan itu diunggah ke YouTube pada 2008. Seorang user tanpa nama suara memposting bunyi memekakkan telinga di sebuah pemukiman yang diyakini berada di AS.
Kimberly Wookey dari Terrace, British Columbia, Kanada, kali pertama merekam suara 'alien' tersebut pada Juni 2013. Kemudian, ia kerap merekam fenomena tersebut, dan yang terakhir 7 Mei 2015.
"Pada 29 Agustus 2013 pagi, sekitar pukul 07.30, aku dibangunkan oleh suara-suara mengerikan," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa, 26 Mei 2015.
"Aku sontak bangkit dari tempat tidur, menyadari itu adalah suara yang sama dengan yang pernah kudengar sebelumnya. Aku langsung mencari kamera dan merekamnya."
Saat Kimberly ke ruang tamu, ia menemukan putranya yang saat itu baru berusia 7 tahun terjaga. Bocah yang takut itu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, sebab, suara itu membangunkannya dan membuat jendela bergetar hebat.
Saat mengunggah video tersebut ke dunia maya dan mengecek laman Facebook-nya, ia mengetahui bahwa para tetangganya, bahkan di tempat yang jauh, juga mendengar hal senada.
"Saya sama sekali tak tahu, apa gerangan suara aneh itu," kata perempuan tersebut. " Suara itu kembali terdengar 8 September pukul 06.30. Saya mendapat konfirmasi bunyi yang sama juga terdengar di kota dan sekitar danau, yang jaraknya 25 km jauhnya."
Ada sejumlah spekulasi tentang asal muasal lengkingan misterius itu. Dari yang masuk akal hingga yang terdengar mustahil: pergeseran lempeng tektonik, tekanan atmosfer, gesekan kereta pada rel, aktivitas konstruksi, alien, senjata rahasia AS yang bisa memodifikasi cuaca dari fasilitas rahasia High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP), bahkan ada juga yang mengiranya sebagai pertanda kiamat.
Namun, ibu 4 anak tersebut tak yakin suara tersebut berkaitan dengan fenomena yang tak ilmiah. "Saya pribadi tak yakin itu ada kaitannya dengan agama, alien, pergeseran lempeng, kereta, atau konstruksi," kata dia. "Bisa jadi itu adalah fenomena geofisika."
Kimberly pernah menghubungi perusahaan konstruksi setempat untuk mencoba dan mendapatkan jawaban. Namun, pihak konstruksi menyebut, tak ada alat mereka yang bisa menghasilkan suara sedahsyat itu.
Bunyi itu juga menjadi obyek pemberitaan, yang melibatkan para ahli dan ilmuwan. Namun, tak ada jawaban.
Hal serupa juga terekam di Montana di Amerika Serikat pada 18 Februari 2012. Aaron Traylor sampai mimpi buruk dibuatnya.
Namun, Aaron tidak yakin, suara itu datang dari kereta api atau pesawat terbang. "Aku sudah tinggal di lingkungan ini selama hampir 4 tahun dan telah mendengar semua jenis pesawat yang datang dan pergi. Tak ada yang bunyinya seperti itu," kata dia.
Suatu hari pada 2012 di Allen, Texas, suara misterius membuat sekelompok orang menghentikan aktivitasnya, dan mendongak ke langit. "Aneh, aku tak pernah mendengar apapun seperti itu," kata dia.
Tak hanya alunan terompet yang seakan muncul dari angkasa. Penduduk Nort Carolina, Amerika Serikat dikagetkan suara dentuman mirip bom. Cukup kuat hingga menggetarkan jendela dan pintu. Asal-usulnya masih misterius hingga saat ini, yang jelas bukan dari petir atau buatan manusia.
Warga yang tinggal di dekat Danau Seneca di utara negara bagian New York juga kerap mendengar suara dentuman yang mereka sebut sebagai "Seneca guns".
Advertisement
2. Dentuman Misterius di Langit Batam
Dentuman misterius cukup keras sempat terdengar di langit Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Peristiwa ini dilaporkan oleh Batamnews.co.id pada 29 Januari 2018 sekitar pukul 11.40 WIB. Namun, sejauh ini, belum diketahui asal-usul suara ledakan tersebut.
Berdasarkan pantauan Batamnews.co.id, sejumlah warga di kawasan Nagoya dan Jodoh yang mendengar suara jelas itu langsung berhamburan.
"Suara apa itu, seperti suara bom," ucap seorang warga Batam sembari keluar dari kedai kopi di kawasan Jodoh.
Suara misterius itu berlangsung hanya beberapa detik dan hilang. Seorang polisi tampak sibuk melihat-lihat di sekitar saat acara di sebuah hotel di kawasan Harbour Bay.
Fenomena dentuman misterius itu belum terjawab. Namun, sejumlah warga Batam mengaku sudah pernah mendengar suara itu selama beberapa kali dalam rentang waktu satu bulan.
Dentuman itu terdengar jelas di kawasan Batu Ampar, Bengkong, dan sekitarnya.
"Rumahku di Bengkong Jaya, atap rumah bergetak," ujar Sekar, kepada Batamnews.co.id.
Namun, sejumlah warga meyakini itu suara petir. "Aku tadi di Jodoh, itu suara petir," kata seorang warga Batam.
Ada pula warga yang menduga suara keras tersebut merupakan ledakan pipa di dalam tanah atau di laut.
Sejumlah pihak terkait, beberapa waktu lalu, sudah berupaya mencari asal suara. Namun, upaya mereka tak berhasil. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim, Batam, juga menyatakan tidak mendeteksi getaran apa pun.
"Itu bukan gempa, juga bukan petir. Untuk sementara kami belum memastikan itu apa," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman, dilansir Antara.
Namun, menurut dia, kemungkinan bunyi disertai guncangan itu sama dengan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, sejumlah warga kota di barat Indonesia itu dikagetkan oleh bunyi dentuman dan guncangan secara bersamaan.
"Tadi kami memang merasakan goyang sekejap, sekitar pukul 12.00 WIB," kata Kwartya, warga Batam.
Guncangan itu mengagetkan karena terjadi tiba-tiba dan bersamaan. Seorang warga Batam lainnya bernama Habibie juga merasakan getaran yang sama. "Iya, tadi ada goyang," kata Habibie.
Ia berharap aparat berwenang segera mengetahui sumber suara dan getar. Terutama, mengantisipasi bila ada hal mengkhawatirkan dari peristiwa itu.
3. Suara Misterius
Kegelapan menyelubungi Eropa kala itu. Siang hari kelabu, orang-orang menatap curiga Matahari yang tertutup noktah besar, titik hitam yang jelas terlihat dengan mata telanjang.
"Bintik besar pada matahari itu menimbulkan kekhawatiran yang tak masuk akal, juga prediksi absurd," demikian dikabarkan London Chronicle saat itu. Ada yang menudingnya sebagai penyebab cuaca aneh dan basah di musim panas kali ini. Banyak pula yang menyebut, itu adalah sinyal panas sedang dihisap keluar dari Bumi; pertanda kepunahan atau akhir dunia."
Di Ghent, Belgia, kepanikan melanda saat bunyi terompet berbunyi nyaring di tengah badai. Tiga perempat penduduknya bergegas keluar rumah, berlutut di jalan-jalan, menangkupkan telapak tangan, berdoa dengan tubuh gemetar.
Namun, tak ada apapun yang terjadi. Kiamat tak jadi datang. Orang-orang tak tahu, apa yang dikira sebagai suara 'sangkakala ketujuh', ternyata terompet milik para serdadu resimen kavaleri yang ditiup angin kencang.
Di pesisir Belgia, suara itu dijuluki 'mistpouffers'; di delta Sungai Gangga dan Teluk Bengala akrab disebut 'Bansal guns'. Sejarah mencatat, bunyi itu dilaporkan terdengar sejak tahun 1870 – kala bahan peledak dan meriam belum ada di wilayah tersebut dan pistol jumlahnya baru hitungan jari.
Di Italia, suara itu disebut 'brontidi' -- atau berarti mirip suara petir. Dan oleh penduduk Harami di Shikoku, Jepang, itu dikenal sebagai 'yan'.
"Apa yang sesungguhnya jadi penyebabnya adalah tantangan menarik (untuk dipecahkan). Apapun itu," kata ahli gempa, David Hill, ilmuwan emeritus di Badan Survei Geologi AS (USGS) di Menlo Park, California, seperti dikutip dari situs sains, LiveScience.
Sejumlah penjelasan masuk akal ditawarkan untuk menguak misteri itu. Termasuk, gempa, ledakan batu (rock bursts), lumpur gunung berapi, gas yang keluar dari lubang, gelombang yang dipicu badai, tsunami, meteor, suara halilintar dari kejauhan, hingga apa yang dinamai pasir yang meledak atau booming sands.
"Ada banyak banyak proses alam yang mungkin diduga bertanggung jawab atas fenomena tersebut," kata Hill dalam jurnal ilmiah Seismological Research Letters.
Dan itu terjadi sejak lama. Saksi mendeskripsikan suara milik bom meriam atau batu-batu yang berjatuhan yang mengiringi terjadinya gempa kecil hingga sedang di Inggris dari tahun 1880 hingga 1916.
Dalam makalahnya di Seismological Research Letters, David Hill juga mengemukakan kemungkinan 'tersangka lain' yang berasal dari langit: meteor.
Dia mengatakan, meteor bisa menghasilkan ledakan sonik dan meledak secara drastis karena ia terbakar di atmosfer dan turun dengan kecepatan tinggu menuju Bumi. “Bisa jadi fisik batu angkasa tersebut lenyap sebelum ledakan sonik terdengar, terutama pada siang hari,” kata Hill.
Ahli geofisika Elchin Khalilov dan timnya juga angkat bicara tentang suara aneh, yang oleh sebagian orang disebut sebagai "The Sound of the Apocalypse” – suara akhir zaman.
"Kami telah menganalisis suara-suara tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar dari spektrum mereka adalah infrasonik, yang tak bisa didengar manusia," demikian penjelasan Khalilov seperti dikuti dari situs Book of Research.
Apa yang didengar orang-orang hanya sebagian kecil dari kekuatan sesungguhnya suara dari tersebut. "Terdapat emisi akustik berfrekuensi rendah dengan kekuatan antara 20-100 Hz yang dimodulasi oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0.1 sampai 15 Hz," tambah Khalilov.
Dalam ilmu geofisika, fenomena tersebut dikenal sebagai acoustic-gravity waves atau gelombang akustik gravitasi yang terbentuk di atmosfer bagian atas, terutama di area perbatasan antara atmosfer dan ionosfer.
Menurut ilmuwan asal Azerbaijan itu, ada banyak kemungkinan yang menyebabkannya: gempa, erupsi gunung berapi, topan, badai, atau tsunami.
Yang jelas, kata Khalilov, sumber dari fenomena itu adalah sebuah proses yang melibatkan energi superbesar. Misalnya, badai matahari (solar flare) yang kuat. Aliran energi yang diakibatkannya bisa mengarah ke Bumi, lalu mendestabilisasi magnetosfer, ionosfer, dan atmosfer bagian atas. Memicu gelombang akustik gravitasi.
Advertisement