Sukses

Santap Makanan Terkontaminasi Pestisida Beracun, 15 Orang Tewas di Kuil India

Sebanyak 15 orang tewas setelah menyantap makanan yang mengandung pestisida beracun di Kuil India.

Liputan6.com, New Delhi - Sebanyak 15 orang dilaporkan tewas setelah menyantap makanan yang terkontaminasi pestisida beracun di sebuah kuil di India, pada Selasa 18 Desember.

Pestisida, yang menurut PBB tidak boleh lagi digunakan itu, juga menyebabkan lebih dari 100 orang dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami muntah dan kepala pening.

Dikutip dari The Straits Times pada Rabu (19/12/2018), keracunan tersebut berasal dari hidangan nasi sup tomat yang menjadi jamuan pada agenda peribadatan di sebuah kuil Hindu yang berlokasi di negara bagian Karnataka, di India selatan.

Seorang perwira polisi senior mengatakan bahwa tes laboratorium menunjukkan adanya monocrotophos --pestisida yang menyerang saraf-- dalam sampel makanan dan muntahan korban.

"Kami mencoba mencari tahu bagaimana makanan itu terkontaminasi. Kami telah menahan beberapa orang untuk diinterogasi lebih lanjut," kata Dharmender Kumar Meena, kepala polisi distrik Chamrajnagar, tanpa menyebutkan detail jumlah penangkapan.

Pestisida serupa disebut bertanggung jawab atas kematian 23 anak sekolah di negara bagian Bihar pada 2013, di mana menjadi salah satu keracunan massal terburuk di India.

Keracunan tersebut disebabkan oleh minyak goreng yang diangkut di dalam wadah bekas tempat penyimpanan monocrotophos.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menelan 120 miligram monocrotophos, yakni serupa berat lima butir beras, bisa berakibat fatal.

Dalam laporan 2009, WHO mendesak India untuk melarang penggunaan pestisida tersebut, dengan menyebut negara-negara lain telah lebih dulu menerapkan anjuran itu, seperti Amerika Serikat, kawasan Uni Eropa dan berbagai negara Asia lainnya.

Kini, impor monocrotophos telah dinyatakan ilegal di setidaknya 46 negara.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Masih Diizinkan di India

Sementara itu, India masih mengizinkan penggunaan pestisida monocrotophos untuk tanaman non-pangan, karena dinilai efektif dan lebih murah daripada jenis lainnya.

Monocrotophos dijual seharga 50 rupee (setara Rp 10.200) per kilogram. Sementara, pestisida standar yang disarankan pemerintah, tidak bisa dijual eceran, melainkan harus dibeli dalam kemasan kaleng seberat 10 kilogram seharga 20.000 rupee, atau setara Rp 4,1 juta.

"Petani ingin tetap menggunakannya untuk tanaman non-pangan, karena ekonomis," kata Pranjib Kumar Chakrabarty, asisten direktur jenderal pada Dewan Penelitian Pertanian India.

Monocrotophos sendiri dikenal mampu mengendalikan berbagai hama tanaman, seperti kutu daun, tungau, ngengat, penggerek batang dan belalang pada tanaman seperti kapas, beras dan tebu.

Apabila keracunan monocrotophos, gejalanya bisa termasuk berkeringat, mual, muntah, penglihatan kabur dan berbusa di mulut.