Sukses

AS - Korsel Setuju Kirim Bantuan Obat Flu ke Korea Utara

Pemerintah AS dan Korea Selatan menyetujui rencana pengiriman obat flu ke Korea Utara.

Liputan6.com, Seoul - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan setuju untuk membantu menyediakan obat flu ke Korea Utara, lapor pengawas nuklir di Seoul pada Jumat 21 Desember 2018.

Keputusan itu disampaikan setelah Washington mengatakan akan mempercepat bantuan kemanusiaan di tengah kebuntuan pembicaraan nuklir dengan dengan Pyongyang.

Dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (21/12/2018), negosiator nuklir AS dan Korea Selatan mengadakan pertemuan di Seoul, untuk membahas kelompok kerja yang mereka luncurkan bulan lalu, dalam upaya meningkatkan koordinasi kebijakan di Korea Utara.

Mereka membahas cara-cara untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan, yang menurut kelompok-kelompok bantuan, sangat dibatasi oleh sanksi internasional yang ketat oleh AS terkait program nuklir dan rudal Korea Utara, kata utusan itu.

Stephen Biegun, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, mengatakan pada Rabu 19 Desember, bahwa dia akan bertemu dengan kelompok bantuan AS awal tahun depan, dan meninjau kebijakan bantuan yang diberikan oleh Washington.

Utusan Korea Selatan, Lee Do-hoon, mengatakan Amerika Serikat setuju untuk mendukung rencana Seoul dalam menyediakan obat flu jenis Tamiflu ke Korea Utara, sebagai bagian dari diskusi terkait.

"Langkah itu ditujukan untuk memulai diplomasi nuklir antara Washington dan Pyongyang," kata Biegun. "Karena kedua negara berjuang untuk menemukan terobosan dalam negosiasi yang macet,."

"Tentu saja semua ini dimaksudkan untuk memajukan apa yang kami coba lakukan dengan Korea Utara," lanjut biegun kepada wartawan.

"Sekarang pekerjaan itu dimulai dengan denuklirisasi tetapi juga termasuk komitmen kuat oleh kedua negara kami untuk mengubah hubungan dan membangun rezim perdamaian permanen di semenanjung Korea," katanya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Pertemuan Damai Tentara Korsel dan Korut

Sementara itu, tentara Korea Utara dan Selatan saling menyeberangi perbatasan ke wilayah berlawanan untuk pertama kalinya pada 12 Desember 2018, setelah kedua negara terpisah pasca-perang beberapa dekade lalu.

Selain menyimbolisasikan mencairnya hubungan antara masing-masing negara, penyeberangan itu dilakukan untuk memeriksa pembongkaran pos-pos penjagaan di Zona Demiliterisasi (DMZ), demikian seperti dikutip dari BBC.

Cuplikan foto menunjukkan para tentara berjabat tangan di perbatasan sebelum menyeberang.

Sebagai hasil dari pembicaraan untuk ketiga kalinya pada September lalu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sepakat agar militer kedua negara membongkar pos penjagaan di perbatasan, demi menunjukkan iktikad baik menuju perdamaian dua Korea.

Sejak November, baik Utara dan Selatan telah meledakkan atau membongkar 10 pos perbatasan mereka.

Pada 12 Desember, para tentara Korea Selatan mengunjungi setiap pos penjaga di sisi Utara sementara para tentara Korea Utara kemudian memeriksa proses yang sama di Selatan.

"Ini menandai pertama kalinya sejak pembagian bahwa para prajurit dari Utara dan Selatan ... secara damai melintasi garis demarkasi militer," kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan.