Liputan6.com, Phnom Penh - Sekitar tiga ton gading gajah dari Afrika dalam peti kemas tanpa keterangan, sudah lebih dari setahun ini teronggok di pelabuhan Kamboja, sampai petunjuk dari kedutaan Amerika membuat pihak berwenang membukanya pekan ini dan membongkar perdagangan gading terbesar di negara itu.
Pekerja pelabuhan yang baru-baru ini berkumpul di luar fasilitas itu mengatakan kepada seorang wartawan bahwa tidak ada yang pernah datang untuk mengklaim kargo berharga itu. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (23/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dari hasil foto melalui telepon pintar pekerja itu tampak ratusan gading gajah, sebagian dipotong menjadi dua, teronggok di lantai semen dekat kontener.
Juru bicara Kedutaan Besar Amerika untuk Kamboja Emily Zeeberg mengatakan para pejabat Amerika memberi informasi kepada Departemen Bea dan Cukai Kamboja yang kemudian membongkar kontener yang tertutup itu dan menyita 1.026 gading potongan maupun utuh dengan berat sekitar 3.370 kg.
Ros Vanna, ketua dan CEO Kampuchea Shipping Agency and Brokers, pemberi izin bea cukai kepada kapal asing, mengatakan pelabuhan tidak berhak langsung membuka peti kemas tertutup jika pemiliknya tidak datang. Ia mengatakan, jika barang-barang ditelantarkan, pengadilan harus turun tangan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jumlah Gading Gajah Sitaan Sentuh Rekor Tertinggi pada 2016
Penyitaan gading gajah di seluruh dunia menyentuh rekor tertinggi tahun 2016 lalu. Di sisi lain, perburuan hewan berbelalai panjang itu di Afrika menurun secara berturut-turut dalam lima tahun terakhir.
Menurut laporan Convention on International Trade in Endangered Species (Cites), dalam penyitaan tersebut, sekitar 40 ton gading ditemukan.
Cites melaporkan, perburuan telah membunuh 111.000 gajah Afrika dalam 10 tahun terakhir. Meski demikian, jumlahnya terus menurun.
Laporan tersebut disambut baik oleh Cites. Namun, mereka juga masih mengeluarkan peringatan. "Upaya kolektif global yang sedang berlangsung mulai menuai hasil positif, tapi kita belum sampai ke sana (tujuan)," ujar Sekretaris Jenderal Cites, John Scanlon, seperti dikutip dari BBC.
Laporan tersebut mengatakan bahwa rekor gading yang berhasil disita bisa menjadi sebuah peringatan akan kesadaran dan penegakan hukum yang lebih baik.
Penyitaan gading itu terjadi meskipun ada peningkatan jumlah gading yang diukir dan dijadikan gelang dan liontin di Afrika -- bukan hanya diekspor sebagai gading ke Asia yang lebih mudah dideteksi.
Scanlon mengatakan, ada berita baik di Afrika Timur yang dalam satu dekade terakhir mengalami perburuan liar secara parah.
"Telah terjadi penurunan tajam dalam perburuan yang mencapai puncaknya pada 2011, dan analisis dari tahun 2016 menyimpulkan bahwa tren perburuan secara keseluruhan saat ini telah turun ke tingkat sebelum tahun 2008," ujar Scanlon.
Sementara perburuan gajah menurun di Botswana, Afrika Selatan, Namibia, di Afrika Tengah telah terjadi penurunan populasi gajah secara drastis dengan perburuan ilegal masih sangat tinggi dalam satu dekade terakhir.
Advertisement