Sukses

Cium Ketek... 4 Pekerjaan yang Butuh Perjuangan Ekstra, Berani Coba?

Berikut jenis-jenis pekerjaan yang dianggap membutuhkan perjuangan ekstra. Salah satunya ada di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkan Anda berpikir bahwa pekerjaan yang Anda emban sekarang adalah buruk? Jika demikian, mungkin Anda perlu merubah pola pikir dan menjadi pribadi yang lebih bersyukur.

Bila dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan berikut, bisa jadi Anda tak akan pernah lagi mengumpat atau berkeluh kesah tentang beban yang Anda dapatkan.

Mengapa? Karena jenis pekerjaan di bawah ini membutuhkan perjuangan ekstra dan dianggap tak biasa. Apa saja? Inilah empat di antaranya, seperti dikutip dari Bright Side, Senin (24/12/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 6 halaman

1. Penguji Nyamuk - Brasil

Para ilmuwan yang sedang meneliti obat atau pencegah malaria, harus mempelajari kebiasaan nyamuk pembawa penyakit itu: Anopheles.

Ilmuwan Brasil bahkan mempertaruhkan keselamatan mereka sendiri dengan menawarkan diri mereka sebagai "umpan" untuk menjebak nyamuk di lengan mereka.

3 dari 6 halaman

2. Pembersih Tempat Kejadian Perkara

Mereka harus menghilangkan noda darah dari dinding, lantai, tempat tidur, dan bahkan menyingkirkan jasad. Bagian tersulit dari pekerjaan mereka adalah bau menyengat, anyir dan aroma asing lainnya yang bikin pusing kepala dan mual.

Jika polisi menemukan jenazah beberapa hari setelah kematian korban, mereka harus mengenakan alat khusus untuk menjaga kondisi tubuh mereka. Sebab respirator saja tidak akan cukup.

Terkadang, tubuh tak bernyawa itu ditemukan beberapa bulan setelah kematian, sehingga menarik serangga dan tikus. Sebagai aturan, pekerja yang melakoni tugas ini perlu beberapa hari untuk membersihkan semuanya.

4 dari 6 halaman

3. Penguji Bau - China

Mereka bekerja di perusahaan yang memproduksi deodoran dan antiperspiran. Penguji harus menerapkan produk yang diproduksi ke ketiak subjek dan menciumnya dalam beberapa detik untuk menilai keefisiensiannya.

 
 
 
View this post on Instagram

July 21 -- Every year, @Ford does 300 different odor tests for the parts and materials of car models ready for production. There are currently 18 odor testers in the smell testing lab of Ford’s Asian Pacific headquarters. The odor testers (shown in pics) must be non-smokers without allergies or nasal conditions. The testers are forbidden from wearing perfume, nail polish or leather jackets. They are not allowed to use any strongly-scented shampoo, as doing so could affect their sense of smell. To test the odor of the car materials, the testers take a small sample of fabrics and put them in mason jars. The testers put them in the oven and heat them to up to 176 degree Fahrenheit. Sometimes, the testers add water to the mason jars to simulate humidity. By doing these odor tests, Ford is trying to eliminate unpleasant odors in the developing stage. #Ford #cars #car #odortester #science #career #China #Nanjing #YicaiGlobal

A post shared by Yicai Global (@yicai_global) on

5 dari 6 halaman

4. Pembersih Got - India

Seorang tukang yang bekerja untuk membersihkan got atau saluran pembuangan harus banting tulang dengan keras. Hari kerja mereka berlangsung selama 12 jam dan mereka harus menghabiskan seluruh shift di dalam palka, menghirup aroma sampah.

Para pekerja umumnya menggunakan pengikis logam, mattocks, atau 2 tangan mereka sendiri untuk menghilangkan lendir.

Lalu, semua sampah yang terkumpul dibuang ke jalan. Mereka tidak memiliki peralatan khusus dan biasanya hanya mengenakan pakaian dalam saja. Di India, pembersih got bahkan hanya dibayar US$ 5 (Rp 72.700) per hari.

6 dari 6 halaman

5. Penambang Belerang - Indonesia

Gunung Berapi Kawah Ijen terletak di Jawa Timur dan tingginya mencapai 8.530 kaki. Di balik gunung berapi yang masih aktif aktif itu, ada danau belerang. Zat kimia ini menjadi lahan nafkah beberapa penduduk lokal.

Mereka bekerja tanpa mengenakan pakaian pelindung atau masker gas. Penambang mengekstrak belerang sepanjang hari dan malam, menggunakan 2 tangan mereka sendiri dan saputangan yang membantu mereka agar tidak terlalu banyak menghirup zat beracun tersebut.

Setiap pekerja hanya mendapat kurang dari US$ 5 per hari.