Sukses

Laser Canggih Ungkap Kondisi Bangkai Kapal Selam Hantu Berusia 74 Tahun

Bangkai kapal selam hantu yang tenggelam 74 tahun lalu berhasil dipindai bentuknya oleh teknologi laser terkini.

Liputan6.com, Washington DC - Sebuah teknologi laser canggih berhasil menguak tampilan bangkai "kapal selam hantu", yang telah tenggelam sejak 74 tahun lalu di kedalaman 700 kaki (Sekitar 300 meter) di bawah permukaan laut.

Saat berhasil dipindai, kapal selam berjenis U-boat itu tampak menjulang dari kegelapan, miring ke arah kanan, seolah-olah menghindari tabrakan.

Saat divisualisasikan dalam citra tiga dimensi, bagian di mana pistol dek kapal selam berada tidak berawak, menara komandonya kosong, dan pelat dek kayunya sudah membusuk.

Dikutip dari Washington Post pada Kamis (28/12/2018), bangkai kapal selam itu diketahui sebagai seri U-576 milik Angkatan Laut Jerman, yang dikepalai oleh Letnan Kapten Hans-Dieter Heinicke. Alutsista itu tengah berada dalam tugas perdananya ketika tenggelam tidak jauh dari pesisir North Carolina pada 1942, menyebabkan 44 awak pelaut terkubur di dalamnya.

Sulitnya medan evakuasi membuat kapal selam itu terkubur selama hampir satu abad lamanya di dasar laut, sehingga kemudian memicu julukan sebagai kapal hantu, karena hampir tidak tersentuh sama sekali.

Tetapi, sebuah survei oleh National Oceanic and Atmospheric (NOAA), menggunakan teknologi laser terkini, berhasil mengungkap fasad bangkai kapal selam itu dalam resolusi tinggi. Menariknya, tampilan tersebut justru terlihat seperti visual halusinasi, atay psychedelic.

"Ini gambar paling jelas yang pernah saya lihat dari kapal selam di dasar laut," kata Joe Hoyt, arkeolog senior lembaga National Oceanic and Atmospheric (NOAA), yang membantu mengarahkan proyek.

"Kita sekarang berada pada titik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan yang dapat memvisualisasikan hal-hal ini dengan cara yang tidak bisa kita lakukan sebelumnya. "Tujuan kami di sini adalah untuk mengangkat fakta (kapal-kapal ini)," lanjutnya menjelaskan.

Survei ini berasal dari ekspedisi dua musim panas lalu, di mana teknisi dan arkeolog maritim dari NOAA dan lembaga lainnya turun ke bawah laut untuk mempelajari bangkai kapal selam, yang titiknya terletak sekitar 35 mil (setara 56 kilometer) dari Kota Ocracoke, negara bagian North Carolina.

Dalam survei tersebut, dilakukan pemindaian laser rumit untuk mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang tersisa dari kapal selam terkait, setelah 74 tahun terbengkalai di bawah air laut, sekaligus menjawab beberapa misteri yang menyertainya.

"Apa yang membuat U-576 tenggelam di dasar laut?" Kata Hoyt. "Apakah kru keluar dari kapal selam?"

Tampak Tidak Ada Kerusakan

Pemindaian mengungkapkan tampaknya tidak ada kerusakan, yang berasal dari pertempuran atau benturan keras di dalam laut, sehingga membuatnya tenggelam tidak terkendali.

Hoyt dan timnya menyimpulkan bahwa kapal selam itu kemungkinan tenggelam dengan sengaja untuk menghindari serangan musuh, namun gagal muncul kembali.

"Atau bisa juga kapal selam itu mengalami beberapa masalah mekanis atau kerusakan yang tidak terlihat," jelas Hoyt.

U-576 adalah kapal selam tipe VIIC Jerman, berfungsi sebagai kuda penarik armada dan jenis kapal yang digambarkan dalam film Das Das yang populer, the Boat.

Kapal ini sejatinya milik pemerintah Jerman, tetapi Amerika Serikat telah setuju untuk merawat bangkainya yang berada di wilayah maritim Negeri Paman Sam, kata NOAA.

Bangkai kapal selam itu pertama kali terdeteksi pada 2014, namun baru-baru ini benar ditemukan keberadaan fisiknya pada Agustus 2016.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Kisah Tenggelam Versi Catatan Sejarah

Menurut catatan sejarah, pada 15 Juli 1942 petang, Letnan Kapten Heinicke membuat keputusan yang sangat menentukan. Dia berada di kapal selam yang "sedang kritis", dan hampir dihancurkan oleh serangan pesawat satu atau dua hari sebelumnya.

Serangan itu telah memengaruhi tangki pemberat dan menghambat kemampuan kapal untuk menyelam dan muncul ke permukaan.

Heinicke (29) adalah putra seorang perwira kavaleri Jerman yang terbunuh dalam Perang Dunia I. Dia adalah seorang komandan yang taat dan berpengalaman, di mana telah berada di angkatan laut selama hampir satu dekade.

Dia telah berada di laut selama 29 hari, meninggalkan dermaga kapal selam di St. Nazaire, Prancis, pada 16 Juni 1942. Itu adalah patroli kelimanya dalam kapal selama --yang kala itu-- berusia setahun. Tapi dia hanya mampu mengoyak tiga kapal, dan kemudian terganggu dengan masalah mesin.

Kapal selam U-576 telah menghancurkan kapal kargo Inggris Empire Spring, dari Nova Scotia, yang menewaskan semua 55 awaknya pada Februari 1942.

Pada 30 April 1942, kapal selam itu menabrak kapal Norwegia, Taborfjell, dengan dua torpedo di Cape Cod. Serangan itu terjadi sekitar satu menit, menyisakan 20 awak yang selamat.

Beberapa hari selanjutnya, Heinicke memberi isyarat kepada atasannya bahwa kerusakan akibat serangan udara tidak dapat diperbaiki. Kapal selam yang dikendarainya bergerak menuju ke timur, dan melaporkan kala itu bahwa dia telah menempuh jarak 16 mil, berjalan di permukaan di lautan sedang.

Nekat Menyerang

Di tengah perjalanan, kapal U-576 bertemu konvoi sekutu KS-520, yang mengawal 19 kapal dagang dari Hampton Roads Virginia ke Key West, Florida.

Mereka membuat target yang menarik, dan meskipun perahunya tertatih, Heinicke memutuskan untuk tetap menyerang.

Heinicke menembakkan empat torpedo. Dua menabrak dan merusak Chilore, sebuah kapal barang Amerika, menurut NOAA. Satu pukulan lainnya merusak kapal tanker besar Panama J.A. Mowinckel, dan yang keempat menenggelamkan Bluefields, kapal barang Nikaragua.

Tapi setelah menembakkan torpedo, kapal selam itu entah mengapa muncul ke permukaan di tengah konvoi. Patroli pesawat dan penembak dari kubu musuh pun segera membombardirnya dengan tembakan.

Kapal amfibi itu lalu menembakkan senjata pertahanannya, yang salah satunya meluncur keluar dari lambung kapal selam dan meledak, menurut Arsip Nasional AS.

Puing-puing berterbangan, dan kapal selam itu tenggelam, meninggalkan noda minyak hitam di atas air.

Tiga hari kemudian, markas besar Jerman meminta U-576 untuk melapor, namun tidak ada jawaban sama sekali.