Liputan6.com, Paris - Seorang pria Prancis berusia 71 tahun telah berangkat melintasi Samudra Atlantik dengan sebuah tong oranye besar. Ia berharap berhasil tiba di Karibia pada akhir Maret.
Jean-Jacques Savin meninggalkan Kepulauan Canary, di lepas pantai Afrika barat, pada Rabu 26 Desember 2018 dalam kapsul canggih berbentuk tong yang ia buat selama beberapa bulan sebelumnya.
"Aku melaju dengan kecepatan dua atau tiga kilometer per jam (satu hingga dua mil per jam) dan bermaksud meluncur melintasi lautan dengan bantuan arus saja," katanya kepada kantor berita AFP dalam wawancara telepon setelah berangkat seperti dikutip dari CNN, Jumat (28/12/2018).
Advertisement
Perjalanan Savin kini sedang dilacak secara online. Posisi terbarunya menunjukkan ia berada sekitar 19 mil dari pulau El Hierro tempat keberangkatannya.
Pensiunan penerjun payung militer ini didanai oleh sponsor dan kampanye crowdfunding. Sebuah halaman Facebook juga telah memposting pembaruan perkembangan perjalanannya mengarungi Samudra Atlantik.
Menurut pemberitaan AFP, Savin dilaporkan menyimpan sebotol anggur putih Sauternes dan satu blok foie gras untuk Malam Tahun Baru serta sebotol Saint-Émilion merah untuk ulang tahunnya pada Januari.
Kapsul berbentuk tong itu memiliki dapur kecil dan tempat tidur, serta ruang untuk penyimpanan. Jendela kapalnya yang menyediakan hiburan bagi Savin, memungkinkannya melihat ikan yang lewat.
Dalam perjalanannya, Savin menjatuhkan spidol untuk memungkinkan organisasi pengamat laut internasional JCOMMOPS mempelajari arus laut.
Savin tidak yakin di mana akhir perjalanan dari tong oranye itu dalam mengarungi Samudra Atlantik.
"Mungkin Barbados," katanya kepada AFP, "walaupun saya benar-benar menginginkannya berada di pulau Prancis seperti Martinik atau Guadeloupe. Itu akan lebih mudah untuk dokumen dan untuk mengembalikan tongnya."
Sekitar 2.850 mil memisahkan El Hierro dari Barbados, tetapi Savin mengatakan tongnya itu sejauh ini masih dalam kondisi baik.
Saksikan juga video berikut ini:
Penjelajah Amerika Keliling Antartika 54 Hari
Sebelumnya, seorang penjelajah Amerika berusia 33 tahun telah menjadi orang pertama yang melintasi Antartika sendirian dan tanpa bantuan.
Colin O'Brady menyelesaikan perjalanan 1.500 kilometer dalam 54 hari, menyeret perbekalannya dengan kereta luncur saat ia meluncur di suhu yang menusuk tulang.
"Saya berhasil!" ujar Brady sambil menangis saat menelepon keluarganya yang berkumpul di Portland untuk liburan, menurut sang istri, Jenna Besaw, demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis 27 Desember 2018.
"Itu adalah panggilan telepon yang emosional. Ia tampak penuh cinta dan syukur, dan ia benar-benar ingin mengatakan 'Terima kasih' kepada kami semua."
O'Brady mendokumentasikan perjalanannya yang hampir seluruhnya menanjak - yang ia sebut 'The Impossible First' (upaya pertama yang mustahil) - di akun Instagram-nya.
Pada Rabu 26 Desember 2018, ia menulis bahwa dirinya menempuh 129 kilometer terakhir dalam satu perjalanan terakhir yang besar ke garis finish yang memakan waktu lebih dari satu hari penuh.
"Meski 32 jam terakhir adalah beberapa jam paling menantang dalam hidup saya, mereka sejujurnya adalah beberapa momen terbaik yang pernah saya alami," tulis si penjelajah Antartikaitu.
Sehari sebelumnya, ia mengunggah status bahwa ia "merasa bersemangat" dan berpikir dirinya bisa mencapai tahap akhir mengelilingi Antartika dalam sekali jalan.
"Saya mendengarkan tubuh saya dan memerhatikan semua untuk menjaga diri saya aman," tulisnya.
"Saya menelepon ke rumah dan berbicara dengan ibu, saudara perempuan dan istri saya - saya berjanji kepada mereka bahwa saya akan berhenti ketika saya harus berhenti."
Advertisement