Liputan6.com, Mindanao - Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang Pulau Mindanao, Filipina pada Sabtu 29 Desember 2018. Demikian laporan dari US Geological Survey.
Dikutip dari laman RT.com, Sabtu (29/12/2018) dengan adanya gempa ini, The NWS Pacific Tsunami Warning System merilis adanya peringatan gelombang tinggi dan berbahaya untuk semua pantai yang berjarak 300 km dari titik gempa.
Radius ini pun tak hanya mencakup wilayah Filipina Selatan saja. Namun juga termasuk kawasan utara Indonesia, yaitu Sulawesi.
Advertisement
Baca Juga
"Gelombang tsunami bisa saja terjadi di pantai yang berjarak 300 km dari pusat gempa," demikian bunyi peringatan tersebut.
Instansi pemerintah Filipina telah disarankan untuk memberi tahu populasi di daerah pesisir tentang risiko adanya tsunami.
Pemerintah juga disarankan untuk menginstruksikan warga tentang prosedur evakuasi yang relevan, tergantung pada tingkan ancaman.
Jika ancaman ini benar-benar terjadi, maka Pulau Game dan Tabukan Tengah (Indonesia) serta Davao (Filipina) akan mengalami gelombang tsunami dalam waktu satu jam.
Sebelumnya, tsunami yang dipicu oleh Anak Gunung Krakatau telah menghantan wilayah Jawa dan Sumatera, terutama yang berada di wilayah dekat Selat Sunda.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tsunami Selat Sunda: 426 Orang Meninggal Dunia
Jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda mencapai 426 orang. Jumlah ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Sebelumnya kami sampaikan korban meninggal 430 orang. Ternyata ada korban meninggal yang terdata ganda. Yang tepat data hari ini," ujar Sutopo, seperti dilansir Antara.
Selain korban meninggal, lanjut dia, 23 orang juga dilaporkan masih hilang, 7.202 orang lainnya mengalami luka-luka, dan 40.386 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.
Sutopo memaparkan, tsunami Selat Sunda juga mengakibatkan kerusakan terhadap sejumlah sarana dan prasarana, yaitu 1.296 rumah, 78 penginapan dan warung, 434 perahu dan kapal, 69 kendaraan roda empat, 38 kendaraan roda dua, satu dermaga, serta satu shelter.
"Semua data korban dan kerusakan masih sementara. Kemungkinan masih akan bertambah karena ada korban yang belum ditemukan," ucapnya.
Menurut Sutopo, masih banyak material dan puing yang belum diangkut dan belum dilakukan proses pencarian dan pertolongan. Karena itu, sangat mungkin akan ada korban lain tsunami Selat Sunda yang ditemukan.
"Pendataan akan dipercepat karena terkait dengan bantuan yang akan dikirimkan," jelas Sutopo.
Advertisement