Sukses

Ilmuwan: Ada Galaksi Terdekat yang Akan Bertabrakan dengan Bima Sakti

Para ahli memprediksi akan ada tabrakan antara galaksi terdekat dan Bima Sakti.

Liputan6.com, New York - Para astronom menyatakan bahwa akan ada galaksi terdekat yang bertabrakan dengan Bima Sakti. Peristiwa ini kemungkinan akan menggeser tata surya kita jauh ke dalam kekosongan kosmik.

Penemuan itu diungkapkan setelah para ilmuwan menjalankan simulasi komputer pada pergerakan Large Magellanic Cloud (LMC) atau Awan Magellan Besar, salah satu dari banyak galaksi satelit yang mengorbit di galaksi Bima Sakti.

Alih-alih berputar-putar pada jarak yang aman atau melepaskan diri dari tarikan gravitasi Bima Sakti, para peneliti menemukan bahwa LMC kemungkinan akan masuk ke galaksi yang kita huni ini.

Untuk sekarang, LMC diperkirakan berjarak sekitar 163.000 tahun cahaya dari Bima Sakti dan melaju dengan kecepatan 250 mil per detik.

Tetapi, simulasi yang diterapkan oleh ahli astrofisika dari Durham University menunjukkan bahwa LMC pada akhirnya akan melambat dan kembali mengarah ke galaksi Bima Sakti, yang kemudian menabrak dalam waktu sekitar 2,5 miliar tahun.

Sementara itu, meski diperkirakan bahwa bintang-bintang dan planet-planet individu tidak mungkin bertabrakan, kedatangan galaksi dengan berat 250 miliar matahari tersebut masih akan mendatangkan malapetaka.

"Seluruh Bima Sakti akan terguncang dan seluruh tata surya bisa terlontar ke luar angkasa," kata Carlos Frenk, direktur Institute for Computational Cosmology di Durham University, dikutip dari The Guardian, Jumat (4/1/2019).

Meski demikian, tidak semua malapetaka dan kesuraman bakal terjadi. Peluang tubrukan yang bisa melemparkan tata surya ke wilayah ruang angkasa yang lebih langka adalah tipis.

Hal tersebut dilaporkan oleh para peneliti dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Marius Cautun, penulis utama di makalah ini, menuturkan bahwa kemungkinan terjadinya pengasingan kosmik yaitu sekitar 1-3%.

Di satu sisi, tabrakan galaksi Bima Sakti dengan LMC sudah lama dapat dihindari. Bima Sakti adalah bola aneh di antara galaksi spiral. Lingkaran bintang yang mengelilingi piringan galaksi kita mengandung lebih sedikit bintang, bila dibandingkan dengan galaksi yang serupa.

"Tapi, itu belum semuanya. Lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti adalah sesuatu yang tak ada artinya, hanya sepersepuluh masif yang ditemukan di jantung galaksi yang sama," ucap Cautun.

Akan tetapi, penyatuan dua galaksi yang berbenturan itu akan mengubah semuanya.

"Setelah LMC melahap Bima Sakti, galaksi kita akan menjadi spiral yang indah dan normal," Frenk menjelaskan. "Sebagian besar halo (lingkaran atau berkas sinar di sekeliling suatu benda angkasa yang berkilauan) akan menjadi bintang dari LMC dan lubang hitam (black hole) akan mendapatkan 'bahan bakar' berlimpah yang tak terduga ini."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Akhir dari Bima Sakti

Large Magellanic Cloud atau disingkat LMC memiliki sejumlah besar gas yang akan dimangsa oleh lubang hitam supermasif hingga mencapai 10 kali massa saat ini.

Saat dicaplok, lubang hitam akan menjadi "aktif" dan mengirimkan pancaran radiasi energi tinggi yang kuat.

Ketika pancaran sinar gamma yang intens berpotensi memicu kepunahan massal, namun radiasi yang didorong oleh lubang hitam tidak mungkin menimbulkan ancaman bagi kehidupan yang ada di Bumi.

Di masa lalu, para astronom yang menaruh perhatian pada kehancuran Bima Sakti memfokuskan perhatian mereka pada tabrakan dengan galaksi Andromeda. Pada lima kali massa LMC, Andromeda diduga benar-benar dapat menghancurkan Bima Sakti ketika keduanya bersinggungan. Bencana kosmik itu diprediksi terjadi dalam waktu sekitar empat miliar tahun.

"Tetapi, peleburan Bima Sakti dengan LMC dapat menunda bencana kosmik tersebut. Salah satu hasil fusi dengan LMC adalah tertundanya tabrakan Bima Sakti dengan Armageddon," Frank menjelaskan.

Namun karena LMC, Bima Sakti akan sedikit berpindah tempat atau bergeser dan mungkin bakal terjadi dalam kurun beberapa miliar tahun.

"LMC memang besar, tetapi tidak akan sepenuhnya menghancurkan galaksi kita," tegas Frank. "Tabrakan ini akan menghasilkan kembang api yang luar biasa, tetapi benturannya tidak memiliki massa untuk membuat semacam gangguan besar."

Sedangkan tabrakan dengan Andromeda, menurut Frank, benar-benar akan mengubah Bima Sakti menjadi Armageddon. Kejadian ini benar-benar akan menjadi akhir dari Bimasakti.