Sukses

Survei: 75 Persen Rakyat Prancis Tak Senang Pemerintahan Emmanuel Macron

Lebih dari setengah warga Prancis diketahui tidak menyukai pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Kenapa?

Liputan6.com, Paris - Sebanyak tiga perempat rakyat Prancis diketahui tidak senang dengan cara Presiden Emmanuel Macron dan pemerintahnya mengelola negara. Fakta itu terungkap dalam hasil sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Kamis 3 Januari 2019.

Banyak dari respoden juga mengaku lebih tertarik jika pemerintah mengurusi krisis pendapatan rumah tangga yang banyak menimpa warga Prancis.

Semenatara itu, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Jumat (4/1/2019), gelombang aksi protes "rompi kuning" yang berlangsung dalam dua bulan terakhir, telah mengguncang pemerintahan Macron.

Hal itu memaksa Macron masuk ke dalam berbagai konsesi kebijakan, termasuk membatalkan rencana kenaikan pajak bahan bakar, guna meredakan amarah atas tudingan menekan anggaran rumah tangga rakyat.

Gelombang protes rompi kuning disebut sebagai tantangan terberat selama masa jabatan Macron yang baru berlangsung selama 20 bulan terakhir.

Sejak itu, Macron didesak untuk melanjutkan realisasi janji reformasi lainnya, seperti menangani tunjangan pengangguran dan merombak layanan sipil Prancis.

Hanya 25 persen dari responden, yang disurvei oleh Odoxa dan Dentsu Consulting untuk franceinfo dan surat kabar Figaro, mengatakan mereka puas dengan peemrintahan Macron yang berkuasa sejak pertengahan 2017.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Berupaya Meningkatkan Daya Beli

Jajak pendapat terkait dilakukan terhadap 1.004 orang, yang dilakukan pada tanggal 2 dan 3 Januari lalu.

Dibandingkan survei serupa pada April lalu, jumlah yang respoden yang tidak menyukai pemerintahan Macron meningkat dari 45 persen menjadi 75 persen saat ini.

Jajak pendapat itu menemukan bahwa prioritas politik terbesar bagi 54 persen warga Prancis adalah menemukan langkah-langkah untuk meningkatkan daya beli, sekaligus mengurangi angka pengangguran.

Dukungan terhadap aksi protes "rumpi kuning", yang sempat melumpuhkan Paris dan kota-kota besar lainnya, juga menyusut pada survei kali ini. Peneliti menduga hal tersebut berkaitan dengan keputusan Macron untuk memenuhi beberapa tuntutan pengunjuk rasa.

Sementara itu, sebanyak 55 persen dari respoden yang disurvei mengatakan bahwa mereka setuju jika aksi protes "rompi kuning" dilanjutkan.