Liputan6.com, Hong Kong - Sebuah tanker minyak terbakar di selatan salah satu pulau utama Hong Kong. Setidaknya satu orang tewas dalam insiden tersebut.
"Kebakaran terjadi di atas kapal yang mengangkut minyak tanah saat melintas di dekat Pulau Lamma sekitar pukul 11.30 waktu setempat," kata seorang juru bicara kepolisian kepada CNN seperti dikutip Selasa (8/1/2018).
"Awak kapal melompat ke air ketika api membakar kapal, 21 di antaranya kini telah diselamatkan oleh kapal polisi laut," kata jurubicara itu.
Advertisement
Sejauh ini satu jenazah telah ditarik keluar dari air. Kendati demikian pihak kepolisian Hong Kong belum dapat mengkonfirmasi laporan bahwa ada ledakan sebelum kebakaran.
Warga Lamma dan Pulau Lantau yang berdekatan dengan lokasi tanker meledak di perairan Hong Kong melaporkan, mereka mendengar ledakan keras dan jendela serta furnitur lain di rumah mereka bergoyang.
"Jendela saya bergetar sangat keras tetapi (tidak ada angin)," kata warga Lamma Deb Lindsay di Facebook. "Kupikir ada gempa bumi!"Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Kapal Tanker Iran Meledak
Peristiwa serupa pernah dialami sebuah kapal tanker Iran, yang meledak di Laut China Selatan pada hari Minggu 7 Januari 2018 pagi. Kapal bermuatan minyak mentah tersebut meledak dan terbakar setelah bertabrakan dengan sebuah kapal kargo bermuatan gandum.
Sebanyak 32 orang dilaporkan hilang dalam insiden tersebut. Para korban terdiri dari 30 orang asal Iran dan 2 orang warga Bangladesh.
Mereka merupakan awak kapal tanker Sanchi yang mengangkut muatan 136.000 ton -- atau sekitar 1 juta barel -- bahan bakar minyak (BBM) kondensat. Pascaledakan, pejabat melaporkan tak ada tanda-tanda korban selamat.
Hingga kini kobaran api masih terlihat di sekitar bangkai kapal Sanchi dan lokasi ledakan, di mana minyak tersebut tumpah dan membanjiri pantai timur China.
Udara panas menyelimuti lingkungan sekitar kapal dan asap hitam tebal mengepul dari lokasi kejadian. Kementerian Transportasi China menyebut, tim penyelamat dari tiga negara terpaksa menunda pencarian korban.
Mereka dipukul mundur oleh asap beracun yang berasal dari terbakarnya minyak mentah di laut lepas.
Penjaga pantai Korea sempat mengirimkan sebuah kapal ke lokasi kejadian, namun saat itu kondisi cuaca sedang buruk sehingga menghambat upaya penyelamatan.
Sebuah pesawat angkatan laut Amerika Serikat juga turut dikerahkan. Pesawat tersebut menjelajahi area ledakan sebelum kembali ke pangkalan udara Kadena di Okinawa, Jepang.
Dikutip dari The Guardian, Senin 8 Januari 2018, kecelakaan maut tersebut menyebabkan kerusakan serius terhadap lingkungan sekitar, mengingat kapal Sanchi membawa kondensat, yakni versi ultralight dari minyak mentah yang dikonversi dari gas ke cairan selama ekstraksi.
Kondensat hanya berbentuk cair ketika dalam kondisi tertentu. Pejabat penjaga pantai Korea mengatakan, sebagian besar kondensat mungkin telah menguap atau terbakar setelah kecelakaan.
Satu hal paling berbahaya dari peristiwa nahas itu adalah minyak yang bocor ke laut. Minyak ini akan lebih sulit dibersihkan, karena kondensat lebih mudah menyatu dengan air dibandingkan minyak mentah tradisional.
Advertisement