Sukses

China Tawarkan Malaysia Dana Talangan Mega-Korupsi 1MDB

Pemerintah China dikabarkan menawarkan dana talangan kepada Malaysia untuk mengatasi kasus megakorupsi 1MDB.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Para pejabat senior China menawarkan bantuan dana talangan kepada Malaysia, untuk mengatasi kerugian yang disebbakan oleh megakorupsi 1MDB, lapor surat kabar Wall Street Journal, yang mengutip hasil pertemuan perwakilan kedua negara di Beijing.

Pemerintah China diduga mengatakan kepada para delegasi Malaysia, yang datang berkunjung belum lama ini, bahwa Beijing akan menggunakan pengaruhnya untuk membuat AS dan pihak internasional menarik tuduhan bahwa mantan Perdana Menteri Najib Razak --dan para sekutunya-- menjarah dana investasi tersebut.

Sebagai imbalannya, sebagaimana dikutip dari The Star Online pada Selasa (8/1/2019), Malaysia disebut menawarkan saham dalam proyek perpanjangan rel kereta dan pipa, sebagai bagian dari inisiatif Jalur Sutera Baru, atau One Belt One Road.

Tidak ada konfirmasi resmi dari otorits kedua negara tentang bocoran informasi tersebut. Namun, kementerian luar negeri China sebelumnya membantah bahwa uang dalam program investasi raksasa itu digunakan untuk membantu menyelamatkan dana 1MDB.

Sebagaimana diketahui, 1MDB berada di pusat skandal global karena melibatkan klaim penggelapan dan pencucian uang di berbagai negara. Penanganan kasus ini bahkan hingga melibatkan otoritas hukum dari Amerika Serikat, Malaysia, dan Singapura, yang turut melakukan penyelidkan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan 1MDB.

Sementara itu, Najib Razak telah didakwa dengan puluhan tuduhan terkait 1MDB, yang meliputi kasus korupsi, pelanggaran kepercayaan dan pencucian uang.

Dia juga dituduh mengubah laporan audit pemerintah menjadi dana untuk melindungi dirinya dari tindak pidana, perdata, atau peraturan.

Namun, Najib bersikeras membantah melakukan kesalahan dan mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan tersebut.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Goldman Sachs DItuduh Terlibat 1MDB

Sementara itu, firma investasi berbasis di Amerika Serikat, Goldman Sachs, diduga mengalami kerugian senilai US$ 600 juta (setara Rp 8,7 triliun) atas keterlibatannya dalam pusaran korupsi 1MDB.

Sebuah laporan dari The New York Times merinci implikasi hukum yang berpotensi dihadapi oleh Goldman Sachs setelah firma itu didakwa oleh Kementerian Hukum AS (DoJ) atas dugaan campur tangannya dalam 1MDB.

Nominal itu, menurut The Times, dapat berkurang jika Goldman Sachs bersedia untuk berkooperasi dengan aparat dalam penyelidikan atas kasus tersebut, demikian seperti dikutip dari The Malay Mail.

Goldman Sachs dikatakan telah menerima US$ 600 juta sebagai penghasilan untuk mengamankan tiga transaksi obligasi untuk 1MDB pada 2012 dan 2013, sebesar sekitar US$ 6,5 miliar (setara Rp 95 triliun).

DoJ juga sudah mengajukan tuntutan yang mengklaim bahwa uang sebanyak US$ 2,7 miliar (Rp 39 T) dari obligasi itu telah digelapkan.

Menurut laporan The Times yang sama, skandal 1MDB sejauh ini menyebabkan saham Goldman Sachs jatuh; sahamnya anjlok 20 persen sejak tuduhan DoJ muncul.